Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Antara Nazar Aku dan Anas

26 Juni 2014   01:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:54 492 4
Kalo di baca judulnya kami bertiga kok kayak cinta segi tiga yah....  tapi begitulah kenyataannya. Tapi bukan cinta loh di antara kami, tapi takdir yang menempatkan Saya di antara kedua laki-laki yang mengguncangkan Indonesia.

Sudah 3 tahun yang melelahkan terjepit di antara mereka, keduanya sudah di penjara oleh KPK, tapi keadaan bukan semakin membaik, tapi sekarang semakin menjepit. Kadang frustasi menghadapinya, apalagi tekanan ekonomi terus melilit, membuat semakin emosi.

Sidang Pak Anas memasuki babak pembuktian dari saksi, katanya saksi yang di periksa ada kurang lebih 350 orang, namun yang di panggil sidang kurang lebih 60 orang.

Di balik hingar bingarnya Pemilu Presiden.... riak-riak kasus Pak Anas seperti tidak di perdulikan media. Hal ini tenggelam di kegaduhan cacian dan makian masing-masing pendukung kedua Calon Presiden dan  Wakil Predisen. Tidak Peduli Fakta-fakta persidangan yang sudah bermunculan di sidang-sidang sebelum Pak Anas.

Di sidang Pak Bagus dakwaan Pak Bagus memvonis Pak Anas... "Bahwa Terdakwa (Pak Bagus) terbukti menyuap Anas Urbaningrum sebesar Rp. 2,1M" yah kira-kira seperti itu kata-katanya.  Padahal hal tersebut sudah di sanggah oleh pak Bagus, namun Pak Arif Taufikurahman manager Adi Karya yang bilang kalo itu untuk Pak Anas. Jadi Saya berfikir di sidang nanti hanyalah formalitas unt Pak Anas, wong kata KPK sudah terbukti kok di sidang Pak Bagus, oalahhh mana asumsi praduga tak bersalahnya nih. langsung di vonis bersalah walaupun belum sidang pembuktian saksi.

Pak Nazar.... 3 tahun bekerja sama Dia.... hafal sama kelakuan Dia. Jadi ingat sama kejadian setelah kongres saat beliau sudah di angkat menjadi BENDUM Demokrat. Oh iya Saya harus cerita dulu perjalanan karir Pak Nazar di demokrat. Awalnya sih nggak tau tapi bu Bertha Herawati yang cerita kepada saya gimana awalnya Pak Nazar bisa jadi anggota demokrat.

Bu Berta Herawati adalah salah satu pendiri demokrat, tahun 2005 Pak Nazar menjadi klien bu Bertha, bu Bertha ini seorang Notaris. Beliaulah yang mengajak masuk Pak nazar menjadi anggota Demokrat. Dengan penampilan Pak Nazar yang keren dan simpatik, akhirnya Pak Nazar berkenalan dengan seluruh anggota demokrat, termasuk dengan Pak Anas, karir Pak Nazar dan Pak Anas melesat di demokrat, Pak Nazar menjadi Wakil bendum dan Pak Anas menjadi Ketua Bidang Politik. Pada tahun 2009 Bendum Demokrat meninggal. Pak Nazar melesat karirnya menjadi Plt Bendum sampai akhirnya pada tahun 2010 Pak Nazar menjadi Bendum Demokrat.

Nah... setelah menjadi Bendum demokrat pada suatu hari Saya, Daniel Sinambela dan Pak Tridianto menghadap ke Pak Nazar, saat itu hubungan Pak Nazar dan Daniel Sinambela masih mesra belum ada kasus Batu Bara sampai akhirnya daniel Sinambela di masukkan penjara oleh pak Nazar.

Seperti biasa kami menghadap untk permasalahan Batu Bara yang sedang di kelola oleh Pak Daniel Sinambela. tiba-tiba terjadilah percakapan yang tidak bisa Saya lupakan :

Tridianto     :     Mas.... (Pak Tri bicara kepada Pak Nazar), Mas Anas marah sama Mas Nazar ya

Nazar            :      Ahhh itu orang-orang yg fitnah aja

Tridianto     :      iya mas.... katanya Mas Anas marah gara-gara namanya Mas jual2 di proyek

Nazar            :     Masalah itu udah saya jelasin ke Mas Anas.... Mas Anas mana ngerti dia proyek2

itu cuma fitnah aja. Buat apa Saya bawa2 nama mas Anas.

Tridianto     :     Ohhh gitu ya mas...

Nazar            :     Kamu tau nggak siapa yang jadiin Mas Anas jadi Ketum.... Saya, Sutan, Jhoni Allen

tuh tanya aja Yuli..... waktu ke Bandung bawa uang berapa. Siapapun yang jadi Ketum

saya pasti jadi bendumnya. (Nazar tertawa). Kalo mau goyang Anas... goyang Saya aja

pasti dia jatuh.

Saya dan Daniel Sinambela saling bertatapan. Entah apa yang ada di benak Daniel Sinambela, tapi perasaan Saya mulai tidak enak sejak saat itu. Saat Pak Nazar berkasus dengan Daniel Sinambela awal januari 2011, saya merasa... ini adalah pintu utama kejatuhan Pak Nazar, dan Pak Nazar menarik semua gerbongnya, baik itu orang bersalah maupun tidak. Sudah banyak korbannya, bukan cuma Pak Anas... Istri dan Anaknya sendiri iya korbankan. dan masih banyak lagi perusahaan-perusahaan pinjam bendera yang direkturnya masuk Penjara karena ulah Pak Nazar,  juga karyawannya sendiri termasuk Saya.

Nazar, Yulianis dan Anas....   rasanya seperti terjepit di antara dua kekuatan. Dari Sini banyak sekali pelajaran yang di dapat. Dapat melihat dengan jelas mana kebatilan dan mana kebaikan. Secara pribadi dan profesional saya mengenal Pak Nazaruddin. Tapi Pak Anas.... saya hanya tau beliau. Hebatnya Pak Nazaruddin memaksa saya dan menfitnah Saya bahwa Saya betul-betul mengenal Pak Anas secara profesional maupun secara pribadi. Sampai-sampai Saya di bilang mempunyai hubungan darah dengan kel Pak Anas. Ya Allah.... semoga Pak Nazaruddin mendapat hidayah.

Dalam dakwaan Pak Anas..... disebutlah di sana bahwa Saya adalah kantong-kantong dana Pak Anas. Sedih dengan sikap KPK.... kejanggalan-kejanggalan perlakuan KPK semakin jelas. Saya terlalu tinggi berharap kepada KPK, perasaan frustasi semakin memuncak, sejak di bacakannya dakwaan oleh JPU KPK saya menolak datang ke KPK untuk menjadi saksi dalam kasus apapun. Cuma satu permintaan saya kepada KPK.

"Tolong dudukan saya bersama Nazaruddin dan Neneng Sri Wahyuni di sidang Kasus AU bersama-sama, agar semua fitnah-fitnah Pak Nazaruddin dan Neneng Sri Wahyuni terhadap Saya yang membuat KPK yakin bahwa saya adalah orang Pak Anas bisa di jelaskan, sehingga dapat membersihkan integritas saya. Saya tidak takut bersaksi bareng dengan mereka, karena selama ini saat penyidikan saya selalu minta kepada penyidik KPK minta di konfrontasi kepada Nazaruddin maupun Neneng Sri Wahyuni, namun kedua orang itu tidak pernah mau.  Saya bingung kenapa KPK tunduk dengan mereka dan mau mengikuti kemauan kedua org itu, yang namanya pemeriksaan mana mungkin bisa menolak unt di konfrontir".

Saya ingin memutus garis segitiga antara kami, oleh karena itu sidang AU merupakan pertaruhan integritas saya sebagai manusia. Bukan untuk membela orang lain, tapi demi kehormatan harga diri saya dan keluarga saya. Apapun yang terjadi nanti efek baik maupun buruk kepada Pak Nazar maupun Pak Anas itulah yang terjadi sebenarnya. Tanpa rekayasa.... tanpa skenario.... hanya berdasarkan bukti yang ada.

Kebenaran itu memang PAHIT.... bila KPK tidak bisa menerima KEBENARAN.... buat apa saya di sidik dalam kasus-kasus yang lain. Kalo memang KPK beranggap saya TIDAK BENAR... penjarakan saja.... lahir batin saya sudah siap.

BULATKAN TEKAD...... LURUSKAN NIAT...... semoga Allah S.W.T  meridoi.... Aamiin

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun