Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Dua Jam yang Lalu

7 Maret 2012   05:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:24 147 0

Baru saja kau jamah erat jemariku,menatap lemah sahdu yang menyatu dalam rindu. Aku masih melihat ingin mu dalam tatap mata yang semakin meredup.

Dua jam yang lalu..

Kau peluk erat penuh hangat tubuh ku dengan mesra,meski tak sekuat dulu . kau bisikkan kata yang membuat mutiara embun ku mengalir begitu saja.

“Kau harus kuat sayang,tanpaku kau harus bisa. Cintaku slalu mendampingi mu”,bisiknya lirih di ujung nafasnya yang tersengggal.

Dua jam yang lalu..

Aku merasakan kedamaian yang benar-benar kau beri,melalui celah jemari yang kau eratkan,lewat kecup di kening yang teruntuk akhir tapi jauh dalam hati ku bukan itu mau ku. Kau selalu berakting kuat depan ku meski kondisi mu pun rapuh lebiha rapuh dari hati ku tanpa mu.

Dua jam yang lalu..

Sayang,kau mampu bertahan dan harus bisa”,kau hanya tersenyum lemah menatap ku,entah tak mampu atau tak ingin menjawab suara ku,

Sayang,bagaimana dengan mimpi kita??bagaimana dengan dunia mu,aku dan dunia kita?? Sayang, masih maukah kau mengelilingi dunia Bersama ku?? Itu kah janji kita…”, kau memelukku erat,menangis tanpa suara sejadi-jadinya tanpa ku mengerti.

“Aku selalu menyayangi mu,masih ada Daniel kecil yang akan jadi pahlawan untuk mu sayang. Kau pasti bisa melangkah Bersama Daniel kecil kita.”,akhirnya kau angkat bicara dalam tangis tanpa suara,diantara sejuta malaikat yang menjemput mu dengan mesra.

Dua jam yang lalu..

Kini,kau tinggal kenangan bersama mimpi yang pernah kita ukir,Bersama coretan kusam di langit-langit harapn cinta abadi kita.

Tidurlah dengan tenang sayang,aku percaya cinta mu selalu disamping ku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun