Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Be Grateful and Only Grateful

14 Desember 2024   10:10 Diperbarui: 14 Desember 2024   10:13 104 5
Pada bulan ini saya bersyukur memiliki waktu rehat sejenak untuk me-recharging. Sangat beryukur mendapatkan waktu untuk retret. Melalui retret ini saya bisa memiliki banyak waktu untuk berdoa, meditasi, kontemplasi, berefleksi. Pendeknya semua praktik spiritualitas bisa dilakukan dengan waktu yang sangat leluasa. Dalam retret ini mendapatkan kesempatan merenungkan penindasan. Banyak kasus penindasan terjadi di lingkungan kita bahkan negara kita ini. Penindasan adalah tindakan yang dilakukan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang lain. Penindasan bisa berupa penindasan secara fisik, verbal, ataupun emosional.
Setiap orang tentu pernah mengalami situasi penindasan. Entah itu merasa ditindas atau memang mengalami suasana ditindas. Mengalami penindasan tentu membuat hidup menjadi berat, memiliki beban, tertekan, dan bisa mengalami kesedihan yang berkepanjangan. Dari zaman berabad-abad yang lalu penindasan itu ada dan sampai sekarang masih ada. Ketika kita membaca Kitab Keluaran -- misalnya -- maka dapat kita ketahui bagaimana bangsa Israel mengalami penindasan di Mesir dan bagaimana Tuhan menuntun mereka keluar dari penindasan di Mesir. Pada zaman kita sekarang ini, banyak juga penindasan terjadi. Melalui  sharing orang lain, berita-berita aktual, grup-grup whatsApp, IG, Tiktok, dan lain sebagainya banyak sekali suguhan penindasan yang terjadi.
Mengapa penindasan terjadi? Ada beberapa faktor penyebabnya. Dilihat dari pelaku bisa jadi karena pelaku pernah menjadi korban penindasan maka ketika ada kesempatan pelaku melakukan balas dendam. Juga karena adanya sikap kurang empati, ingin menunjukkan kekuasaan, kepercayaan diri rendah, merasa terancam, dan lain-lain. Jika diperhatikan secara mendalam penyebab tersebut terkait dengan masalah psiko sosial emosional. Masalah ini terkait dengan kesehatan mental dan emosional. Untuk itu agar kita hidup sehat sebaiknya memiliki kesehatan mental dan emosional yang baik.
Setidaknya ada dua langkah untuk mengelola kesehatan mental dan emosional. Pertama-tama tentu individu yang bersangkutan mau memiliki hidup yang sehat dan mau melakukan latihan untuk membantu kesehatan mental dan emosionalnya. Kedua, membuat perencanaan, mengorganisasikan, melakukan, mengevaluasi/merefleksikan, dan membuat langkah tindak lanjut. Dengan kedua cara itu maka pengelolaan hidup sehat selalu berproses.
Mengelola atau memanajemen kesehatan mental pada individu dapat dilakukan dengan cara:
1. Menyadari bahwa dirinya memiliki persoalan mental dan emosional.
2. Mengenali persoalan kesehatan mental dan emosional.
3. Menerima adanya permasalahan mental dan emosional pada dirinya dengan latihan kesadaran, menerima keadaan, mencari jalan pemecahan.
4. Mengatasi persoalan dengan mempraktikkan hal-hal ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun