Namun, embun memberiku kabar terlebih dulu
Tentang riangmu di tubir tembok nan usang
Meluapkan riang hingga senja lupa pulang.
Lagi-lagi kau menulis pesan, aku bosan
Aku juga lelah mendengar alasan
Dulu, lusa, dan kemarin terpadu
Tanpa ragu kau melaju hingga senja berlalu.
Seringkali bibirmu berikrar atas nama Tuhan
Aku bosan kerap mendengarkan
Ikrar yang terucap acap kali kau sanggah
Dan aku, membiarkan butiran debu menghias wajah.