Ketika senja di ujung purnama, bersamamu melakoni
kisah. Serasa ada ribuan pilu membalut hatiku. Merebaknya warta, jika diriku bukanlah satu-satunya wanita pengisi relung hatimu. Bahkan ketika kutahu dirimu mendua hati, aku masih kokoh di sampingmu. Ah, bodohnya aku.
Semua karena adanya sebuah keyakinan, aku tetap ingin berjuang. Ya, memperjuangkan mu di setiap munajad panjang. Kuderaskan segenap
doa dan
harapan. Sehingga aku tak ingin beranjak. Apalagi jika harus berpindah ke lain tempat.
KEMBALI KE ARTIKEL