Menelisik riang dalam ingatan
Tentangmu yang tersekat dalam pekatnya malam
Pilu, luruh tangan ingin merengkuh, diam
Angin semilir mengusap wajah
Menjalar seketika hati resah
Aku pun mengeja namamu,
Memungut butir-butir rindu
Bergulir menyusuri lorong waktu
Rindu telah membuatku kelu
Rindu pun kian membelenggu
Menusuk-nusuk relung kalbu
Rindu membuatku ingin bertemu, denganmu pemilik rindu
Rupanya kau masih menungguku
Antara butiran debu dan rintik yang membiru
Menunggu bulir rinai cinta membasah kalbu
Mungkinkah, kedua tangan mampu menyulam rindu?
#PuisiPemilikRindu
#Puisiyuliyanti
#TulisanKe-369
#Klaten, 26 September
#MenulisdiKompasiana