Sedangkan senyummu selalu hadir di pelupuk mata
Di balik tirai, masih terpancang potret berdua
Dalam bingkai berpeluk mesra
Lalu, apa engkau bisa menghapus paras dari netra?
Melupakan berbagai kenangan itu tidak sederhana
Menentukan perpisahan jauh lebih susah
Butuh waktu panjang hingga takdir memecah
Engkau ibarat setitik embun
Sekecil apapun tetesan
Menjadi sumber mata air selayang
Di bongkah telaga warna nan gersang
Aku merasa bugar
Tetesan halimun penguat raga
Antara kita dan kisah lama
Di telaga berpendar menyimpan cerita
#Puisiyuliyanti
#Tulisanke-288
#Klaten, 20 Maret 2022
#MenulisdiKompasiana