Begitu palu diketuk Sang Penguasa
Tak bisa mengelak pun meronta
Hanya menunduk tanda setia meski terpaksa.
Begitu lesu muram wajah sendu
Perpanjang PSBB membuat terpuruk rakyatmu
Walau kutahu, tujuanmu
Memutus rantai itu.
Tahukah, bagaimana nasib pedagang?
Bagaimana pula dengan pengusaha yang dikejar deadline?
Begitu pula nasib pekerja serabutan
Kerja saat ini untuk makan esok hari.
Rakyatmu menangis menjerit pilu
Kala harus menutup pintu lapak rapat-rapat
Mereka bukan pegawai negeri Sipil
Bukan pula Aparatur Sipil Negara
Siap digaji meski libur mendengkur
Lihatlah, pedagang kaki lima di sana
Menunggu ceperan mengais rezeki kala pandemi
Rezeki, duit, tak datang dengan sendiri
Mesti dijemput dengan upaya tanpa paksa
Maaf, bukan kami tak patuhi aturan
Namun, perut lapar tak pandang gerangan
Andai pintu ditutup rapat
Jelas dapur pun tak berasap
Meski hanya dua hari saja
Tetap duit tak datang jua.