Aku sering sekali terjebak dalam perasaan jatuh cinta yang tidak seharusnya, hanya karena aku sering bareng terus atau dia sesuai dengan profil tipe idaman, aku bisa suka ama itu orang terus berbunga-bunga ga penting. Kalau udah bisa lihat atau ketemu ama orang itu aku sudah senang. Ngak penting kan? saking seringnya aku udah mahir sekali mengabaikan perasaanku tapi kadang terganggu saking seringnya muncul.
Kali ini korbannya adalah rekan kerja di tim yang berbeda, karena dia ini memenuhi kriteria dari tipe idamanku jaman dahulu kala aku sering curi-curi pandang ke dia. Berasa repot banget deh dengan kemampuan ini kalo berada dalam posisi kayak gini, sementara teman aku yang lain sampai sekarang sulit sekali memilih seorang pria untuk menjadi pacarnya. Jangankan untuk suami untuk yang dijadikan kawan dekat sehari-hari aja susah sedangkan saya ngak usah repot bisa gampang bener suka ama orang, untungnya orang itu belum tentu suka ama saya jadi saya masih bisa melupakan atau mengubur perasaan itu kelak takala sudah berlalu.
Pada posisi seperti ini saya merasa beruntung punya teman-teman di sekitar saya, jadi saya bisa curhat dan mendapat 'alert' dan warning untuk kembali kepada kesadaran saya.Suami tetap disayang dan keluarga tetep no 1, idola-idola boleh bermunculan selama hal itu tidak membawa dampak buruk dalam kehidupan. Tidak ada salahnya kan kalo kemudian dengan hal itu kita jadi lebih bersemangat tokh pada dasarnya hal itu hanya terjadi dipermukaan saja dan tidak menganggu apapun yang berhubungan dengan komitmen dan kasih sayang dalam rumah tangga.
Komitmen yang sudah kita ucapkan pada pasangan jauh lebih penting dari sekedar romansa dan memiliki idola lain sangat manusiawi yang terpenting adalah kita tidak menjadi salah langkah dalam menanggapi lingkungan dan kejadian yang mungkin muncul dalam fase hidup kita. Jatuh cinta atau memiliki kekaguman akan sesuatu bisa dimaknai dengan menikmati keindahan Tuhan dan menimbulkan kebahagiaan batin yang juga baik untuk kesehatan, Jatuh Cinta lah sebelum Jatuh Cinta itu dilarang.