Para petani di desa kami memiliki sebuah kebiasaan. Selesai menggarap sawah mereka mandi di kali yang tidak terlalu deras arusnya. Warnanya pun sebenarnya sudah tidak lagi jernih. Mungkin beberapa ratus meter sebelumnya sekumpulan kerbau buang kotoran kali itu. Toh, mereka tetap khusuk melakukannya. Selepas mandi mereka mengenakan kain sarung yang mungkin adalah kain satu-satunya yang bersih yang mereka bawa. Mereka melipatnya di atas pusar dan menutupi lutut. Di atas batu besar dan tubuh tak berbaju mereka menghadap kiblat di barat. Tangan mereka angkat 'Allah Hu Akbar,” bisik mereka. Takbilatur Ikram, mereka melakukan shalat Ashar.