Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Dia, Penjahat Kelas Kakap (Kanker)

4 September 2014   18:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:37 34 0
Dia penjahat kelas kakap.
Dia tak kan pernah berhenti menyerang.
Sampai ketitik nadir terendah.

Dia yang di musuhi banyak orang.
Tapi dia tak pernah lelah
dalam menyerang.
Hingga membuat orang-orang kelimpungan.

Dia. . . Seharusnya pergi tak kembali.
Lenyap tanpa bekas.
Dia. . . Harus bisa dibasmi tanpa sisa.

Dia... Tak perlu diampuni.
Karena dia pun tak punya hati.
Dia mengiris kalbu hinggu pilu.
Hingga tersisa jiwa yang semu.

Dia. . . Yang membuat air mata selalu membasahi pipi.
Hingga membuat kelopak mata ini mengering.

Dia. . . Yang sering membuat orang ingin menyerah.
Membuang sia-sia apa yang telah diperjuangkannya.

Tetapi dia. . . .
Yang mengajarkan kita bagaimana berjuang detik demi detik.
Mengajarkan kita bagaimana sebuah pengorbanan untuk menemukan keajaiban.
Dan dia juga yang mengajarkan kita bahwa waktu sangatlah berharga.

Ahh. . . Seandainya dia berbentuk seperti roti.
Rasanya kuingin meremasnya.
Hingga dia pun hancur berkeping-keping.
Kanker yang sangat kami benci.
Bagaimana caranya kami menyuruhmu pergi?

Dia. . . Kanker yang selalu mengganggu.
Tak pernah menyerah oleh waktu.
Dan kami pun tak kan semudah itu menyerah padamu.

Kulon Progo, 3 September 2014.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun