Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Aku Memilih untuk Tidak Memilih

8 April 2014   18:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:55 44 0

Mengapa golput? Mengapa harus memilih? Mengapa pula ramai2 menghakimi golput sebagai biang anti perubahan? sikap tak perduli dan tidak membangun? Mengapa pula keluar kritik dan seruan untuk memilih, tapi tidak berseru untuk pemilu yg lebih baik? Sampai2 mencontohkan dengan salah sebuah seruan jaman Nabi dan sahabat, untuk memilih yang terbaik diantara yang terburuk sekalipun. Jaman Nabi pemimpin tidak mencalonkan diri.. para calon pemimpin tidak bersolek dan memanipulasi  agar terpilih.. setidaknya pada jaman itu masyarakat tahu dengan pasti siapapun para sahabat yang dipilih, memberikan harapan kebaikan pada mereka. Dan lucunya ada beberapa ulama sekarang  yang hanya menggunakan seruan ini untuk kepentingan yg tidak jelas. Hanya gembar gembor pilihlah yg terbaik sekalipun harus memilih di antara yang terburuk. Bahkan mengharamkan mereka yang tidak memilih….. ajaib!!!! Lupa bahwa rakyat sudah memilih “pilihan untuk dipilih” pada jaman itu. Jadi proses seleksi itu hanya untuk menentukan pilihan rakyat mana yang paling baik, karena para calon sudah dipilih rakyat. Bukan figur yang tiba2 muncul entah darimana dan penuh dengan riasan dan topeng. Dan lebih ajaib lagi, figur itu memunculkan dirinya sendiri, mengakui dan mengabarkan kebaikan dirinya sendiri. Jadi sebelum mengharamkan golput, serukan haram dulu bagi yang mencalonkan diri dengan niatan kekuasaan. Bahkan membayar untuk dipilih, membayar orang untuk mengintimidasi agar dipilih, dan bahkan mungkin ada yang rela membayar untuk menutupi aib agar terpilih. Pemerintah yang aneh menyuarakan itu tanpa melihat fakta yang ada. Rakyat sudah lelah. Dan yang pasti rakyat semakin pintar karena kelelahannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun