Suatu siang pada saat jam istirahat, dua puluh tahun yang lalu, aku dan teman-teman sekelas mengobrol tentang rencana liburan. Sebuah obrolan yang dari meluncur dari mulut anak-anak kelas 2 di sekolah dasar. Yosep, seorang temanku yang berasal dari Jakarta, bercerita tentang pengalamannya di Dufan. Waktu itu, sebagai anak yang sejak dalam kandungan tinggal di kota Blitar, aku tak pernah dengar apa itu Dufan. Dengan keyakinan bulat dan tulus, Yosep berucap bahwa liburan di Dufan itu sangat menyenangkan. It is so much fun, a never ending fun. Yes, that was what he said to me and my classmates. Sampai di rumah, buru-buru aku bertanya kepada ibuku. Aku:
'Buk, pernah ke Jakarta? Pernah ke Dufan?' Ibu:
'Ooo Dufan itu Dunia Fantasi. Di sana ada banyak permainan. Bisa naik-naik, gitu. Trus ada Istana Boneka. Banyak boneka, bisa gerak-gerak.' Aku:
'Wah, bagus yaa? Kapan aku bisa ke sana? Temanku sudah ke sana...' [caption id="attachment_305153" align="aligncenter" width="445" caption="Istana Boneka Dufan"][/caption]
KEMBALI KE ARTIKEL