Aku tidak akan pernah lagi menulis puisi. Sudah kukatakan berulangkali pada dinding dan jemari hujan yang perlahan membekukan kenangan dalam peti-peti kematian. Hujan masih turun sayang, jemarinya tak pernah lelah menjamah bumi dengan desau dan igau. Menjernihkan dan menghancurkan. Seperti itulah, sebuah sajak kutulis kelak dipenghabisan. Sajak terakhir.
KEMBALI KE ARTIKEL