1. Doa Sebagai Penghayatan Kesatuan Tuhan dan Manusia
Tuhan dipahami sebagai pencipta alam semesta. Ia menciptakan dunia ini dengan melepaskan semuanya untuk manusia. Ia dipahami sebagai pencipta dan manusia sebagai orang yang bertugas untuk menjalankan dan merawat alam semesta. Dari hubungan ini dapat dikatakan bahwa antara Tuhan dan manusia tidak dapat dipisahkan. Tuhan tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Dunia adalah karya tangan Tuhan yang diserahkan kepada manusia, karena sudah diserahkan kepada manusia, maka manusia wajib mengelolah alam. Walaupun Tuhan sudah menyerahkan alam ini sepenuhnya pada manusia, Tuhan tetap ambil bagian dalam alam ini. Tuhan tidak membiarkan alam ini bergerak begitu saja. Tuhan sebagai pencipta tidak akan pernah meninggalkan alam ini begitu saja. Tuhan terus menerus melihat realitas alam ini berkerja, sehingga dapat dipahami bahwa Tuhan terus menerus menciptakan dunia ini. Ia tidak pernah berhenti menciptakan alam ini. Tuhan adalah dasar dan titik awal segala-galanya realitas di dunia ini.
Kenyataan dan realitas pemahaman tentang Tuhan akhirnya bermaksud untuk menunjukkan bahwa Tuhan itu ada dekat dalam kehidupan kita. Tuhan selalu bersama-sama dengan kita dalam kehidupan manusia. Manusia selalu menjalin komunikasi yang dekat dengan Tuhan, karena Tuhan yang menciptakan alam ini tidak terlepas begitu saja dengan alam. Ia ada bersama-sama dengan alam. Ia juga merasakan apa yang menjadi perjuangan hidup manusia di alam. Sarana komunikasi antara Tuhan dan manusia adalah doa. Lewat doa manusia berbicara dengan Tuhan. Dengan berdoa manusia menjalin komunikasi dengan Tuhan untuk mencari dan menemukan penjelasan dalam hidup. Dengan berdoa manusia mencari pelindungan Tuhan dari perjuangan yang dihadapi. Dengan demikian manusia berjuang bersama dengan Tuhan, sehingga doa bukan saja perjuangan hidup manusia melainkan upaya manusia menyerahkan diri kepada Tuhan supaya mampu berjuang.
Kalau dikatakan doa sebagai sarana pencarian dan komunikasi dengan Tuhan, karena sudah merasakan kedekatan dengan Tuhan, maka janganlah lupa bahwa Tuhan tidak dapat dilepaskan dari dunia, sehingga dapat dikatakan bahwa doa sebagai penghayatan hidup yang selalu dalam ikatan hubungan dengan Tuhan. Manusia menerima hidup dari tangan Tuhan dan mengakuinya sebagai karya tangan Tuhan. Jadi, doa dapat dikatakan sebagai penghayatan hidup manusia dalam kesatuan dengan Tuhan.
2. Doa Sebagai Suatu yang Diwariskan
Doa itu diwariskan secara langsung dalam keluarga. Di dalam keluarga anak dididik untuk berdoa. Di dalam keluarga anak diajarkan untuk berdoa. Entahkah pada awalnya anak diajarkan tanda salib, doa bapa kami, doa salam maria dan doa kemuliaan. Meskipun pada awalnya anak tidak mengerti tentang makna dan arti doa tersebut, namun ia sadar pada saat itu ia harus berdoa.
Kebiasaan berdoa yang diajarkan dalam keluarga tidak dapat dilepaskan dari unsur kebudayaan, karena doa itu berakar pada masyarakat dan kebudayaan. Ciri khas yang terdapat dalam satu kebudayaan dan masyarakat terinternalisasi dalam sikap dan cara berdoa serta menghantar orang untuk berdoa.
3. Doa sebagai Ajakan Orang lain dan sebagai Aturan
Ada yang mengatakan bahwa mereka berdoa hanya karena ikut ajakan teman atau orang lain. Ungkapan ini sebenarnya mau mengatakan bahwa orang berdoa karena hanya untuk mengikuti atauran atau rutinitas belaka. Ya, karena sudah di atur dalam aturan komunitas jadi harus ikut saja tanpa memikirkan manfaat dari doa itu sendiri.
4.Doa sebagai ekspresi iman
Doa pertama-tama adalah pengungkapan iman. Dalam doa iman dibahasakan dengan segala kekhasan dan ciri-ciri bahasa. Sementara iman adalah hubungan timbal balik dengan Tuhan. Hubungan dengan Tuhan itu bersifat pribadi karena hubungan antara dua pribadi. Tetapi, karena Pribadi yang lain itu tidak dapat dikenal oleh manusia, maka mau tak mau Ia harus memperkenalkan diri. Proses kenal-mengenal itu disebut wahyu dari pihak Allah, dan dari pihak manusia disebut iman. Wahyu adalah anugerah dan rahmat. Di situ Allah menyatakan diri di dalam hati manusia, dan manusia menanggapinya dengan iman. Itulah inti pokok doa, yaitu ada Allah yang diimani, pengalaman iman itu terjadi secara personal, dan saat itu Allah menyelamatkan manusia yang berdoa kepada-Nya. Dalam doa tersebut, manusia bertemu dengan Tuhan, bahwa Ia ada di sini bersama dengan si pendoa. Itu berarti juga bahwa keputusan untuk bertemu dengan Allah lewat doa menunjukkan keberanian manusia untuk berkomunikasi dengan-Nya, dan semua itu perlu disadari sebagai panggilan Allah kepada manusia. Singkatnya doa merupakan kesadaran diri di hadapan Allah dalam keadaan yang sesungguhnya.
5.Ada keyakinan dan Pengharapan kepada Tuhan
Orang berdoa kepada Tuhan karena mempunyai keyakinan dan pengharapan pada Tuhan. Dikatakan demikian karena orang selalu mengharapkan yang terbaik bagi kehidupannya. Guna mewujudkan harapan itu, orang membutuhkan pertolongan orang lain. Dan mempunyai keyakinan tersendiri bahwa melalui pertolongan dan bantuan orang tersebut harapannya dapat tercapai. Dengan menyampaikan syukur, pujian serta permohonan kepada Tuhan, orang memiliki keyakinan bahwa Tuhan dapat menolongnya. Dan dengan pertolongan Tuhan harapan mereka dapat tercapai dengan baik.
Ada rupa-rupa alasan yang dapat kita dengar dan pahami melalui doa. Entah alasan itu berangkat dari pengalaman pribadi dan orang lain, pengamatan maupun dalam kegiatan ritual keagamaan. Doa merupakan sarana bagi orang untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan Tuhan. Manusia sebagai homo religious selalu terdorong untuk mengenal dan dekat dengan Penciptanya. Mungkin dapat dikatakan bahwa sisi spiritual manusia tidak akan lengkap tanpa doa. Pada akhirnya kita bisa memilih, apakah doa itu kebutuhan ataukah pilihan...