Keinginan Presiden Ukraina ingin untuk bernegosiasi dengan Rusia diutarakan lagi Sabtu dari bunkernya.
Volodymir Valensky meng-imbali bahwa dia "tidak benar-benar percaya" bahwa pembicaraan yang dijadwalkan pada hari Minggu dapat mengakhiri invasi Rusia.
"Saya mengatakan hal-hal seperti biasa terus terang:" saya tidak benar-benar percaya pada hasil", tapi "kita harus mencoba", kata Presiden Zelensky dalam sebuah pernyataan video.
Ia dijadwalkan hari Minggu hari ini bertemu antara Ukraina dan Rusia di perbatasan antara Ukraina dan Belarusia.
Pembicaraan mereka akan berlangsung di perbatasan dengan Belarus, dekat Chernobyl.
Sebuah keputusan setelah mediasi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. "Delegasi Ukraina akan bertemu (delegasi) Rusia tanpa menetapkan prasyarat apa pun di perbatasan Ukraina-Belarusia, di wilayah Sungai Pripyat," kata presiden Volodymyr Valensky di media sosial.
Disamping itu, Presiden Ukraina memuji pembentukan "koalisi" internasional yang telah memberikan bantuan ke Ukraina pada hari keempat invasi Rusia ke Ukraina.
"Kami menerima senjata, obat-obatan, makanan, bahan bakar, uang, sebuah koalisi anti-perang," kata Zelensky dalam sebuah video yang disebarluaskan di jejaring sosial.
Presiden Ukraina sebelumnya menolak proposal Rusia untuk pembicaraan di Gomel, Belarusia, karena negara itu juga sebagai pangkalan belakang untuk menyerang Ukraina.
Presiden mengatakan "kota lain mana pun" akan baik-baik saja. "Warsawa, Bratislava, Budapest, Istanbul, Baku. Kami menawarkan semuanya kota lain mana pun akan cocok untuk kami," katanya dalam video online.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengindikasikan pada hari Minggu bahwa malam itu masa "sulit" di Ukraina, dengan pemboman Rusia yang dituduhnya menargetkan, daerah-daerah berpenghuni.
Kremlin meyakinkan, Minggu ini, tempat pertemuan Gomel di Belarusia, negara dari mana Rusia menginvasi tetangganya.
Delegasi perwakilan Rusia"kementerian luar negeri, pertahanan dan layanan lainnya, termasuk administrasi kepresidenan tiba di Belarusia untuk negosiasi dengan Ukraina",
Rusia sebenanya menginginkan untuk merundingkan persyaratan menyerah dari Kiev terkait serangan militer yang sedang berlangsung dan menjamin Ukraina membatalkan niatnya menjadi anggota NATO.
Menurut Peskov, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan kesiapannya untuk terlibat dalam diskusi dengan mitranya dari Ukraina, dengan fokus untuk memperoleh jaminan status netral dan janji tidak akan memiliki senjata di wilayahnya.
Ini adalah istilah-istilah yang, menurut Peskov, akan memungkinkan tercapainya demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina, serta menghilangkan apa yang saat ini dipandang Rusia sebagai ancaman terhadap keamanan negara dan rakyatnya.
Pada akhirnya Volodymyr Zelenskyy, bersedia bernegosiasi dengan Rusia, meskipun ia awalnya menolak berlangsung di Belarusia.
Pemilihan awal Warsawa, Bratislava, Budapest, Istanbul atau Baku dikesampingkan.
Belarusia telah menjadi pendukung setia Rusia selama konflik dan telah mengizinkan tentara Rusia untuk menempatkan pasukan di wilayahnya dan melancarkan serangan ke Ukraina .
Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, menjamin tidak akan ada permusuhan yang diluncurkan dari Belarusia selama proses pembicaraan sedang berlangsung.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dimitro Kuleba mengatakan mengadakan pembicaraan dengan Rusia adalah "kemenangan" bagi Ukraina.
Dia mengatakan invasi Rusia telah gagal dan Rusia tidak berhasil mencapai "tujuan strategis".
Dia menekankan bahwa Ukraina tidak akan "menyerahkan satu incipun wilayahnya".
"Ukraina tidak jatuh, kami berdarah tetapi kami terus berhasil mempertahankan diri.
Ini perang rakyat. Ini bukan perang antara satu negara dengan negara lain, ini perang antara Presiden Putin dan rakyat Ukraina," katanya.
Kuleba juga mengatakan bahwa tidak seorang pun boleh menafsirkan pembicaraan itu sebagai indikasi bahwa Ukraina akan dipaksa untuk menerima persyaratan apa pun.
“Kami pergi ke sana untuk mendengarkan apa yang ingin dikatakan Rusia, untuk mendengarkan dan mengatakan apa yang kami pikirkan tentang perang ini dan tindakan Rusia, ” kata Kuleba.