Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Artikel Utama

Membedah Kepribadian Adam Lanza

18 Desember 2012   07:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:26 2369 3

Dalam kurun waktu sekitar lima bulan, dunia dikejutkan oleh dua kasus penembakan massal yang terjadi di Amerika Serikat. Juli lalu, James Holmes memberondong penonton di bioskop Colorado dan mengakibatkan 12 orang tewas. Jumat pekan lalu (14/12), seorang pemuda bernanama Adam Lanza menembak dengan membabi-buta dan menewaskan 26 orang di SD Sandy Hook, Connecticut, Amerika Serikat (AS).

Tragedi penembakan ala koboi memicu gelombang protes pelarangan kepemilikan senjata api pribadi di AS. Oke, anggaplah kebijakan ini disetujui pemerintah AS dan akhirnya peraturan kepemilikan senjata api pribadi diperketat. Tetapi bagaimana jika di sekitar kita masih banyak orang seperti Holmes atau Lanza? Dengan kecerdasannya, mereka mampu menciptakan senjata mematikan dari benda apa saja. Kebijakan pelarangan kepemilikan senjata api memotret kasus ini dalam perspektif sistem. Kebalikannya, saya akan ajak Anda untuk melihat kasus ini dari perspektif individu, Adam Lanza.

Kondisi Keluarga

Dikenal sebagai pemuda pendiam tapi cerdas, Adam Lanza (20) berasal dari keluarga kelas menengah yang tidak kekurangan materi. Saat Adam berusia 17 tahun, kedua orangtuanya bercerai. Ia hidup bersama ibu dan kakak laki-lakinya bernama Ryan Lanza (saat ini berusia 24 tahun). Sejak saat itu Adam tak pernah lagi bertemu ayahnya dan ia pun tak pernah berkomunikasi dengan kakaknya semenjak tahun 2010 (Ryan bekerja di New Jersey).

Berdasarkan keterangan dari teman dan kerabat mereka, Nancy (ibu Adam Lanza) orang yang baik namun terlalu paranoid dengan situasi ekonomi dan politik. Nancy kerap menimbun bahan makanan, air, dan persenjataan di rumahnya. Ia juga mengajarkan teknik menembak dengan senjata api pada kedua anaknya. Nancy melakukan hal ini karena ia yakin dunia akan mengalami kekacauan akibat keruntuhan ekonomi. Ia kerap bercerita pada teman-temannya mengenai kebiasaan mengoleksi senjata dan latihan menembak tersebut.

Ryan, kakak laki-laki Adam, bekerja di New Jersey dan tak pernah bertemu dengan adiknya sejak 2010. Ryan cukup sukses dan mampu memberikan bantuan finansial pada ibunya. Tetapi, menurut penuturan teman Ryan, ia kerap menyebut adiknya mengalami gangguan mental. Setelah peristiwa penembakan, Ryan sempat diduga sebagai pelaku pembantaian karena ternyata Adam mengenakan identitas Ryan Lanza ketika datang ke SD Sandy Hook. Ryan yangditemui oleh polisi di New Jersey, yakin bahwa adiknya yang cacat mental adalah pelaku insiden tersebut.

Gambaran Kepribadian

Jika menatap dia, kamu tidak akan melihat emosi apa pun di wajahnya

Itu adalah pernyataan dari teman sekolah Adam. Adam digambarkan oleh temannya sebagai pemuda kurus dengan tubuh tinggi dan wajah yang selalu pucat. Jalannya terlihat kaku dengan tangan berada di sisi badan. Bahkan foto Adam tidak terpajang di buku tahunan SMA-nya. Menurut temannya, Adam tidak senang jika menjadi pusat perhatian. Padahal Adam selalu mendapatkan nilai tertinggi dalam pelajaran matematika di kelasnya. Adam anak pemalu yang sangat menonjol di bidang matematika.

Menurut teman ibunya, Adam selalu menghabiskan waktu berjam-jam di depan komputer dan bermain game pertempuran. Kerabatnya yang lain bercerita bahwa Nancy, ibu Adam, kerap mencemaskan perilaku Adam yang senang menyakiti diri sendiri. Adam pernah membakar diri dengan korek api di sekitar tumit dan bagian tubuh lainnya. Perilaku itu seperti sangat dinikmati oleh Adam. Terkait dengan kemampuan menembak, Adam belajar dari sang ibu.

Dinamika Kepribadian

Kasus penembakan yang dilakukan oleh Adam tidak muncul dari sebab tunggal. Adam sang penembak di SD Sandy Hook adalah refleksi dari perasaan tertekan selama bertahun-tahun. Berdasarkan data mengenai kondisi keluarganya, paling tidak ada dua masalah kompleks yang dihadapi oleh Adam, yaitu: kondisi kejiwaan ibunya dan persaingan saudara kandung (sibling rivalry).

Sikap Nancy yang terlalu khawatir tentang kehancuran dunia akibat keruntuhan ekonomi bisa jadi timbul karena AS sempat dilanda kecemasan tentang depresi ekonomi. Tetapi responnya terhadap situasi ini terlihat berlebihan padahal situasi sebenarnya aman terkendali. Nancy sepertinya mengalami sedikit delusi pemikiran. Apa itu delusi? Delusi adalah distorsi informasi akibat kesalahan interpretasi fakta. Misalnya, Anda bersikeras bahwa Anda adalah Presiden Indonesia. Padahal semua orang tahu kalau Presiden bukanlah Anda. Dalam kasus delusi yang parah, seseorang tidak mampu lagi membedakan mana kenyataan dan mana khayalan. Nancy pada satu sisi mengalami kesalahan pemikiran mengenai kekacauan ekonomi, tetapi dia masih bisa berinteraksi dengan orang lain.

Selain delusi, sedikit gejala paranoid juga terlihat pada Nancy ketika ia tidak senang dengan kehadiran orang lain di rumahnya. Ketidakpercayaan dan kecurigaan tanpa argumen yang kuat adalah salah satu ciri kepribadian paranoid. Dalam salah satu referensi mengenai psikologi klinis disebutkan bahwa ciri lain kepriabadian paranoid ketika anda mengkhawatirkan peristiwa yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan diri Anda. Tetapi Anda menganggap peristiwa tersebut sebagai serangan pribadi. Contohnya seperti perilaku Nancy, yang karena khawatirnya, sampai belajar menembak dengan sangat serius.

Anak adalah peniru ulung. Tetapi pertanyaannya, mengapa Adam yang menjadi penembak, bukan Ryan? Karena keterbatasan informasi mengenai hubungan masa kecil Ryan dan Adam, saya berasumsi bahwa Ryan lebih diterima di lingkungan sosialnya daripada Adam. Ryan kemungkinan juga memiliki tampilan fisik lebih menarik. Kelebihan Ryan ini membuat perilaku sang ibu tidak terlalu berpengaruh pada kepribadiannya. Dan kelebihan ini pula yang menimbulkan sibling rivalry di antara Ryan dan Adam. Ryan bahkan tega mengatakan pada temannya, kalau adiknya adalah orang yang cacat mental.

Di lingkungan sekolah, Adam dikenal sebagai sosok pendiam dan kaku. Ia menyendiri dan sering membawa komputer jinjing kemana pun. Saya tidak mendapatkan informasi apakah Adam diganggu (bullying) oleh teman sekolahnya. Tetapi sikapnya yang menyendiri secara ekstrem, bisa jadi timbul akibat perasaan trauma. Entah trauma berada pada situasi ramai, trauma karena dipermalukan, atau trauma akibat sebab lain.

Satu hal yang pasti, dinamika hubungan dalam keluarga berdampak sangat besar terhadap kehidupan sosial seseorang. Dalam keluarganya, Adam mungkin ‘kalah’ bersaing dengan sang kakak. Dari ucapan Ryan, kemungkinan besar ia tidak suka dengan Adam. Adam anak yang cerdas, tetapi bahkan ia tidak memiliki akun jejaring sosial. Sesuatu yang terlihat sebagai kebutuhan bagi anak seusianya. Ditambah dengan perceraian orangtua, Adam bisa jadi mengalami perasaan inferiority complex.

Inferiority complexmerupakan rasa rendah diri yang timbul karena pertentangan dalam diri seseorang. Orang yang mengalami hal ini akan merasaa ingin diperhatikan tapi takut dipermalukan, dalam waktu bersamaan. Ini jelas sikap yang sangat merusak kesehatan mental.

Perasaan inferior kemungkinan besar berkaitan dengan perilaku self­-injuryyang dilakukan oleh Adam. Ia pernah kedapatan hendak membakar dan melukai diri sendiri. Orang yang melukai diri sendiri karena kesengajaan biasanya merasa senang dan puas atas luka tersebut. Mereka merasa ada sesuatu yang tersalurkan dengan melukai diri sendiri. Atau bisa jadi mereka justru berbuat demikian karena ingin meminta perhatian dari lingkungan.

Kasus self-injury biasanya terjadi pada orang dengan gangguan bipolar (gangguan dengan perubahan emosional yang drastis dari fase gembira ke fase sedih dan sebaliknya). Saya tidak mengatakan Adam mengalami gangguan bipolar karena saya tidak punya data pendukung untuk hal tersebut.

Saya berasumsi bahwa Adam kemungkinan besar juga mengalami delusi terhadap realita. Ada banyak sebab yang bisa membuat seseorang mengalami delusi. Untuk kasus Adam, delusi muncul akibat doktrin dari sang ibu bahwa dunia akan mengalami kehancuran ekonomi. Adam berpikiran bahwa dunia memang dilanda krisis dan musuh ada di mana-mana. Anda bisa bayangkan sendiri, bagaimana rasanya tinggal bertahun-tahun dengan orang yang punya keyakinan tidak lazim?

Lalu apa motif Adam melakukan penembakan di SD Sandy Hook, di mana ibunya sendiri pernah mengajar di sana? Mari kita coba rangkai beberapa informasi berikut: Adam tinggal dengan yang ibu amat khawatir yang terhadap kehancuran ekonomi, ibunya khawatir berlebihan terhadap orang tak dikenal, sibling rivalry, sukamenyendiri di sekolah, melukai diri sendiri, sikap inferior, cerdas kognitif, pecandu game pertempuran, dan mahir menggunakan senjata api.

Apakah Adam merasa tak mendapatkan kasih sayang dari ibunya, lalu mencoba menghabisi objek yang pernah diperhatikan oleh sang ibu? Atau Adam terlalu larut dalam latihan menembak dan game pertempuran, lalu menganggap lingkungannya patut dihabisi seperti dalam game? Atau barangkali Adam merasa penembakan tersebut adalah pemuas sifat agresif dalam dirinya dan dia menikmati kematian itu? Semua kemungkinan motif bisa muncul. Jadi, tunggu saja hasil investigasi dari kepolisian negara bagian Connecticut, AS.

Melalui kasus Adam Lanza dan kasus lainnya, kita seharusnya belajar bahwa perbuatan kriminal sebagian besar berakar dari kondisi keluarga yang tidak sehat. Lingkungan sosial yang buruk akan memperbesar peluang terjadinya tindak kriminal. Pelaku dalam kasus kiminal yang esktrem, seperti mutilasi, pembunuhan berantai, atau penembakan massal, pasti memiliki kondisi kejiwaan yang kompleks dan sukar dipahami. Setiap kasus kejahatan ekstrem merefleksikan bahwa ada cinta dan kasih sayang yang hilang dalam diri mereka. Mereka adalah peringatan dari Tuhan, bahwa sudah saatnya kita lebih menggunakan komunikasi yang berlandaskan cinta daripada senjata.

Salam cinta dan sehat mental

@yudikurniawan27

Referensi:

Durand, V. Mark dan David Barlow. 2007. Intisari Psikologi Abnormal (Penerjemah: Helly P. Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

http://internasional.kompas.com/read/2012/12/16/13471457/Ini.Daftar.Korban.Penembakan.di.SD.Sandy.Hook

http://internasional.kompas.com/read/2012/12/17/12283417/Ibu.Pembantai.Connecticut.Paranoid

http://internasional.kompas.com/read/2012/12/16/12544871/Apa.Motif.Adam.Lanza.Habisi.Nyawa.27.Orang.

http://internasional.kompas.com/read/2012/12/16/13471457/Ini.Daftar.Korban.Penembakan.di.SD.Sandy.Hook

http://internasional.kompas.com/read/2012/12/15/08303896/Lanza.Bunuh.Ibunya.Lalu.Tembak.Mati.26.Orang.Lainnya

http://internasional.kompas.com/read/2012/12/17/18395674/.Pembantai.Connecticut.itu.Pernah.Bakar.Diri

http://internasional.kompas.com/read/2012/12/15/12410911/.Pembantai.Connecticut.itu.Pemuda.Pintar.Pemalu.dan.Tak.Punya.Facebook

http://internasional.kompas.com/read/2012/12/16/05592414/Korban.Tewas.Ditembak.Lebih.dari.Sekali

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun