Kata-katamu yang terakhir kali begitu mengiris. Tidak ada yang berdarah. Tapi sakit hingga ke relung hati yang terdalam. Entah apakah dalam pikiranmu tentang aku saat itu. Tanganmu pun mengepal menahan kuat dorongan untuk menampar mukaku. Namun mulut yang selalu terkatup itu akhirnya tak kuasa menembakkan tiga meriam kata yang maha dahsyat ledakannya.
KEMBALI KE ARTIKEL