Mengingatmu hanya berakhir harap,
karena setiap titik yang ada di kamu adalah perwujudan ku.
Pernah suatu hari aku mencoba membuat tanya dengan kata ragu, dan rasamu menangkapnya sama.
Pernah ku merasa suka, kamu pun merasai sama, kita seperti dua raga yang berwujud berbeda namun memiliki rasa yang sama.
Kita adalah sepasang rahasia yang tak bertaut sempurna.
Pertautan yang banyak diberi jeda. Bukan tentang hati yang tak saling menyapa, tapi waktu yang sudah jelas akan memberi bentang jarak yang retak sempurna.
Kita bersama saling tau, Aku menyayangimu dibatas yang tak ku tau, dengan banyak ingin yang tidak bisa di semogakan.
Aku mencintaimu dengan keterbatasan ku, namun hanya selalu berharap yang terbaik untukmu.
Semoga yang maha baik selalu menyayangimu, sayangku.
Terima kasih untuk tiap senyummu yang tidak pernah ada henti. Yang banyak membuat ku heran tapi tak bisa ku ingkari membuatku makin menyukai.
Catatan kita tak berujung usai, di kertas yang kamu semai dari rindumu yang merah jambu.
Kita tuliskan rahasia-rahasia indah dalam bilah-bilah puisi, dalam sepi.
Mengharap Yang Maha Baik memberi cerah ;
"Tuhan kalau pun dia bukan jodohku, aku terima karena memang kita dipertemukan diwaktu yang bukan seharusnya.
Tapi Tuhan, paling tidak biarkanlah aku menempati hati nya untuk berteduh dan berlindung dalam kehangatan jiwanya, karna dia Engkau ciptakan menjadi satu satunya, dan Engkau tetap pertemukan juga dengan ku.