Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Hujan / R(a)in

15 Oktober 2014   22:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:52 20 0
peluh peluh mulai menetes deras tanpa ampun

gelak tawa riang mulai mereda seiring habisnya hari dan terang langit

banyak canda tawa yang kudengar semu dengan tegun

mereka begitu banyak tawa, adakah mereka mau membaginya sedikit?

Banyak sudah kalimat ataupun hanya sekedar kumpulan kata

yang aku beri untuk sekedar menjadi petunjuk buatmu, puanku.

ketika nanti kau tau, untuk siapa barisan penuh cela ini ku tuju

aku, akulah pemuda yang selalu bergurau pada siapa saja.

tapi tidak padamu.

manusia manusia disini begitu tak menarik untuk diperhatikan

namun ada sesosok perempuan kecil dengan gerai rambutnya

mungil wajah dan lesung pipinya tanpa ampun membiusku perlahan

dia masih seperti dulu, hanya beda sedikit, tapi aku tak tau itu apa

beberapa orang pemuda masih mengolokku dengan seru

aku hanya senyum simpul dengan berbagai ekspresi

taukah kalian? aku kali ini senang mendengar olokan itu

dengan hal tersebut aku bisa dari balik meja menatap sendiri.

Dengan simpul senyum, aku sembunyi.

Dipojokan ruangan disebuah kampus, salah! gedung tua.

aku membesitkan sebait rindu padamu.

yang pernah mampir diberandaku.

dengan senyum izinkan tulisan ini ku akhiri.

Selamat sore gadis yang tak suka hujan.

dari aku: si pendayung sampan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun