BAPER! Perasaan itu emosional, bagian lain dari rasionalitas yang tidak mudah dikuantifikasikan. Tulisan Anggoro Budi Nugroho (Kompas, 14/2) dalam artikel opini "Perasaan Menderita" seolah hendak mengajak kita untuk melihat data-data objektif secara utuh, serta meyakini bahwa keberadaan angka-angka tersebut mewakili representasi sebuah kenyataan, bahwa teriakan dan suara-suara yang mengumandangkan perasaan sulit, kondisi yang membelit, rasa kesusahan adalah sebuah kertas kosong dengan bias penilaian subjektif.
Angka-angka diatas kertas memaparkan hal sebaliknya, indeks gini, angka kemiskinan, nilai pertumbuhan ekonomi ada dalam trend perbaikan. Maka upaya mendekonstruksi data dalam angka statistik itu, melalui ekspresi perasaan tidaklah menunjukan apa sesungguhnya terjadi.Â