Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Kayu Ulin, Sang Primadona yang Terancam Punah

23 Oktober 2012   15:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:28 4143 0

Ulin (Eusideroxylon zwagery), belian atau kayu besi, saat ini termasuk jenis pohon yang sulit dijumpai. Pertumbuhannya yang sangat lambat pada saat dibudidayakan dibandingkan jenis lain, menyebabkan kayu ini tergolong jenis langka. Pertumbuhan diameternya tidak sampai 1 cm per tahun.

Jenis kayu perdagangan ini memiliki kelas keawetan yang paling tinggi, kelas awet 1. Lebih tinggi daripada kayu jati yang tergolong kelas awet 2. Bagi masyarakat yang tinggal di pedalaman Kalimantan, kayu ini sering digunakan untuk membuat rumah, mulai dari tongkat, lantai dinding hingga atap.

Bagian atap rumah yang menggunakan sirap dari ulin dapat menurunkan temperatur udara di dalam rumah. Udara menjadi lebih sejuk dibandingkan dengan atap yang terbuat dari seng atau genteng metal. Kayunya yang berwarna kehitaman akan semakin tahan lama jika semakin lama direndam dalam air.

Tak hanya pertumbuhan diameternya yang sangat lambat. Untuk mempercepat munculnya tunas, bijinya yang berukuran besar seperti buah mentimun dan keras harus dibelah dua.

Di areal tempat tumbuhnya di hutan, pohon ini terlihat kontras dengan pohon-pohon di sekelilingnya. Batang pohonnya berwarna gelap kecoklatan dan bijinya biasanya ditemukan tak jauh dari pohon induknya.

Saat ini, gerakan rehabilitasi lahan dan penanaman pohon oleh masyarakat, pemerintah maupun perusahaan lebih mengutamakan jenis-jenis cepat tumbuh (fast growing spesies). Jenis-jenis ini dipilih karena memiliki rotasi yang pendek. Umur 6-7 tahun sudah dapat dipanen.

Selain menanam jenis cepat tumbuh, kegiatan tersebut seharusnya juga diimbangi dengan penanaman jenis-jenis langka seperti ulin.

Pencadangan areal yang ditujukan untuk penanaman jenis ulin tersebut diperlukan, sebagai upaya melestarikan jenis langka yang mulai terancam punah.

Jika upaya tersebut diabaikan, jangan heran jika pohon ulin di negara kita akan punah dan hanya tinggal cerita.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun