Agustus 2018 menjadi momen penting dalam perjalanan Xabi Alonso, saat ia berkunjung ke tempat latihan Manchester City untuk melihat lebih dekat bagaimana Josep Guardiola membangun timnya. Bertemu dengan Guardiola, seorang manajer yang sangat diidolakinya, membuat Alonso semakin yakin dengan ambisinya untuk menjadi pelatih.
Sejak kecil, Alonso telah bermain sepak bola di klub kecil dari San Sebastian, Antiguoko FC, tempat ia menemukan passion-nya dalam permainan. Bersama sahabat karibnya, Michel Arteta, Alonso menghabiskan masa kecilnya bermain di pantai Koncha di utara Spanyol, memimpikan untuk menjadi pemain Real Sociedad.
Debut Alonso di tim utama Real Sociedad terjadi pada usia yang masih sangat muda, dan kemudian ia menjadi kapten tim di bawah arahan John Toshack. Meskipun tidak meraih banyak trofi, Alonso membawa Sociedad finish di posisi kedua Liga Spanyol pada musim 2002-2003, yang merupakan pencapaian terbaik klub sejak 1981-1982.
Puncak karir Alonso sebagai pemain klub terjadi saat ia pindah ke Liverpool di musim 2004-2005 di mana ia menjadi salah satu pemain kunci dalam kemenangan Liverpool di Liga Champions. Di bawah manajer Rafael Benitez, Alonso berkembang menjadi gelandang bertahan yang sangat adaptif, kunci dalam menanggulangi serangan lawan dan menciptakan peluang untuk timnya.
Pindah ke Real Madrid pada tahun 2009 membawa Alonso ke level yang lebih tinggi, di mana ia bekerja dengan Jose Mourinho. Di Madrid, ia menjadi pivot penting dalam taktik transisi cepat yang digunakan oleh Mourinho, menunjukkan keahliannya dalam menghentikan serangan lawan dan mengatur permainan.
Pada tahun 2014, Alonso pindah ke Bayern Munich di mana ia mengakhiri karir bermainnya pada tahun 2017 setelah meraih beberapa gelar Bundesliga. Tidak lama setelah pensiun, Alonso memutuskan untuk mengejar karir sebagai pelatih.
Alonso memulai karir kepelatihannya dengan menjadi pelatih tim U-14 Real Madrid di mana ia mencatatkan catatan yang sangat baik. Setelah itu, ia pindah ke Real Sociedad B sebelum akhirnya bergabung dengan Bayer Leverkusen sebagai pelatih utama. Di Leverkusen, Alonso berhasil membawa tim ke semifinal Liga Europa pada musim sebelumnya.
Meskipun telah menjadi gelandang terkenal, Alonso tetap rendah hati dan tekun dalam mempelajari taktik sepak bola, seringkali menelepon mantan manajernya untuk bertukar pikiran. Meskipun belum memegang posisi pelatih di tim besar, Alonso tetap fokus pada proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas timnya.
Dengan reputasi dan pengalamannya sebagai pemain yang luar biasa, serta dedikasinya untuk terus belajar dan berkembang sebagai pelatih, Xabi Alonso menjanjikan sebuah karir yang cerah di dunia sepak bola.