Meskipun PSG telah mengalami kesuksesan di tingkat domestik, prestasi mereka di Eropa belum sesuai harapan. Nasser Al-Khelaifi, Presiden PSG, berupaya meningkatkan mental pemain dengan melibatkan psikolog olahraga. Namun, kegagalan meraih trofi Liga Champions membuat Al-Khelaifi berpikir untuk melakukan restrukturisasi besar-besaran dalam skuad.
Sejumlah pemain bintang seperti Messi, Ramos, Marco Verratti, dan Neymar dihadapkan pada spekulasi kepindahan. Ultras PSG bahkan menuntut pengusiran Messi, tetapi Al-Khelaifi bersikeras mempertahankan bintang Argentina tersebut. Meski demikian, Neymar diputuskan untuk dilepas ke Al-Hilal dengan biaya transfer sebesar 90 juta Euro.
Pemain-pemain kunci lainnya seperti Marco Verratti, Julian Draxler, Leandro Paredes, Renato Sanches, dan Sergio Ramos juga meninggalkan klub, menyusul kegagalan mencapai target prestasi di kompetisi Eropa. Meski demikian, Al-Khelaifi berusaha mempertahankan Mbappe, namun, sang bomber Prancis itu tampaknya semakin dekat dengan kepindahan ke Real Madrid.
Kepergian Mbappe tentu menjadi kerugian besar bagi PSG, terutama karena klub tidak mendapatkan kompensasi finansial maksimal dengan melepasnya secara cuma-cuma, padahal tawaran sebesar 220 juta Euro pernah ada. Meski begitu, PSG dapat menghemat biaya gaji Mbappe yang tinggi.
Dengan skuad yang semakin muda, PSG di bawah kepemimpinan Luis Enrique berharap dapat merespon kepergian para bintang dengan mengandalkan bakat-bakat muda seperti Waren Zir Emery, Safi Simon, Manuel Ugarte, dan Bradley Barcola. Enrique diharapkan dapat memaksimalkan skema permainan dengan fokus pada pemain muda berpotensi, tanpa harus menghadapi ego besar dari pemain dengan harga tinggi. Bubarnya skuad mewah PSG menjadi awal era baru yang diharapkan dapat membawa kesuksesan di tingkat Eropa.