Kurikulum Merdeka hadir sebagai sebuah respons terhadap tantangan global abad ke-21. Salah satu transformasi signifikan dari kurikulum ini adalah rekonstruksi terhadap makna asesmen dalam sistem pendidikan nasional. Selama bertahun-tahun, asesmen identik dengan pengukuran numerik---sekadar instrumen untuk menentukan siapa yang lulus dan siapa yang gagal. Akan tetapi, lahirnya Kurikulum Merdeka mengajak kita untuk melihat asesmen sebagai instrumen yang jauh lebih kaya dan kompleks, tidak hanya menilai kecerdasan kognitif, tetapi juga mengakomodasi dimensi emosional, sosial, dan karakter siswa.
KEMBALI KE ARTIKEL