Segalanya punya harga, dan kunci untuk banyak hal terkait S uang adalah hanya mencari tahu harganya serta bersedia
membayarnya. Masalahnya adalah bahwa harga itu mencakup banyak hal yang tak jelas sampal Anda mengalaminya sendiri, ketika tagihan datang.
General Electric (GE) adalah perusahaan terbesar di dunia pada 2004, bernilai sepertiga triliun dolar. GE selalu nomor satu atau dua terbesar pada tiap tahun dalam dasawarsa sebelumnya, contoh perusahaan ningrat jawara kapitalisme.
Kemudian segalanya hancur luluh.
Krisis keuangan 2008 mengacau divisi keuangan GE-yang memasok separuh lebih laba perusahaan. Divisi itu akhirnya dijual dengan harga murah. Taruhan-taruhan berikutnya di bidang per- minyakan dan energi menjadi bencana, menyebabkan pemutihan utang bernilai miliaran. Nilai saham GE jatuh dari $40 pada 2007 ke $7 pada 2018.
Yang disalahkan jalah CEO Jeff Immelt-yang menjalankan perusahaan itu sejak 2001-dengan langsung dan keras. Dia dikritik karena kepemimpinannya, akuisisinya, pemangkasan dividen, pemecatan pekerja, dan tentu saja-harga saham yang kejeblos. Memang sudah sepantasnya: mereka yang diganjar kekayaan besar pada masa jaya juga bertanggung jawab pada masa paceklik. Irnmelt mengundurkan diri pada 2017.
Namun Immelt mengatakan sesuatu yang penuh wawasan ketika pergi.
Menanggapi para pengritik yang berkata tindakannya keliru dan yang seharusnya dia lakukan itu sudah jelas, Immelit berkata kepada penggantinya, "Tiap pekerjaan itu kelihatan gampang bila bukan kamu yang melakukannya."
Tiap pekerjaan itu kelihatan gampang bila bukan kamu yang melakukannya karena tantangan yang dihadapi orang di arena sering tak bisa dilihat penonton.
Menangani tuntutan perusahaan yang kegemukan, investor jangka pendek, regulator, serikat pekerja, dan kubu birokrasi yang saling bertentangan bukan hanya sukar. Bahkan mengenali besarnya masalah pun sukar sampai kita sendiri yang menghadapinya. Pengganti Immelt, yang bertahan 14 bulan, merasakannya sendiri.
Sebagian besar hal lebih sukar dalam praktik daripada teori. Kadang itu karena kita terlalu percaya diri. Lebih sering itu karena kita tak ahli dalam mengidentifikasi harga keberhasilan, sehingga kita tak bisa membayarnya.
