Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Tongkonan: Rahim Masyarakat Toraja

1 November 2013   08:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:44 928 10

Matahari bersinar cerah perlahan mengusir kabut pekat yang menyelimuti tana Toraja. Perlahan, langit mulai terlihat membiru pertanda segarnya udara di tana Toraja. Sebuah pertanda hari yang baik untuk jalan-jalan sembari menikmati pemandangan alam. Tentu saja, belajar memotret. Segala peralatan telah disiapkan. Saatnya meluncur ke sebuah obyek wisata unik di tana Toraja: rumah adat Toraja. Dari sekian banyak pilihan, kami memutuskan untuk mendatangi Ke’te’ Kesu.

Sesampai di lokasi, kami dibuat ternganga kagum. Ke’te’ Kesu merupakan kompleks rumah adat yang telah berumur. Atap-atapnya telah dipenuhi dengan lumut dan berbagai jenis tanaman. Tanaman bambu tampak menghiasi sekeliling kompleks. Terasa teduh dan nyaman. Sebagai tempat yang sering dikunjungi wisatawan, kompleks Ke’te’ Kesu tertata rapi.

Tongkonan demikian rumah adat Toraja biasa disebut. Tongkonan adalah rumah panggung yang terbuat dari kayu. Awalnya, atap rumah tongkonan dilapisi ijuk hitan. Kini, masyarakat telah beralih ke atap seng. Bentuknya yang melengkung memberikan sebuah imaginasi akan sebuah perahu yang telungkup. Uniknya, tongkonan dengan ujungnya yang lancip selalu menghadap ke utara. Bukan tanpa maksud. Arah utara hendak menunjukkan sejarah leluhur orang Toraja yang berasal dari utara.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun