Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Jogja sebagai Kota Pelajar dan Wisata

30 Januari 2015   21:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:05 308 0
Hidup dan tinggal di Jogja, merupakan sesuatu hal yang patut disyukuri, kenyamanan tinggal di kota ini, secara formal diakui dalam survei Most Livable City Index 2009 dan 2011, yang menempatkan Jogja sebagai kota ternyaman. citra kota pelajar dengan dukungan sarana lembaga pendidikan formal maupun non formal yang tersedia, memberikan kesempatan untuk pengembangan diri.

Lembaga pendidikan yang dibangun dibeberapa titik di kawasan aglomerasi kota jogja mempunyai dampak positif dan negatif. ketika secara alami kota bertambah padat dan lahan tersedia tetap maka, kebutuhan fasilitas pendukung seperti kos atau asrama mulai beralih ke bentuk hunian tingkat, yaitu apartemen. perubahan ini memerlukan perhatian terkait daya dukung lingkungan yang ada. Tumbuhnya fasilitas pendukung ini perlu diperhatikan, supaya jangan sampai merubah citra kota dari kota pelajar menjadi kota apartemen.

berdasarkan catatan republika.co.id, di tahun 2012 terjadi peningkatan jumlah mahasiswa baru di kampus negeri maupun swasta di Jogja, bahkan di salah satu universitas peningkatan tersebut sampai 50%. tentunya kebutuhan untuk tinggal sementara di kota Jogja selama belajar, menjadikan pembangun apartemen menarik bagi para investor. jika rencana investasi apartemen di kota Jogja tidak disiapkan dengan mempertimbangkan aspek kewilayahan, tentunya dapat terjadi fenomena kekacauan spasial, atau urban sprawl. sesuatu yang tidak kita inginkan. kekacauan spasial di kota karena investasi yang kurang dikendalikan, sebenarnya sudah lama dapat diperhatikan dengan adanya kekacauan visual di jalan. banyak pihak memasang papan pengumuman (billboard) tanpa mempertimbangkan estetika. contoh kecil ini menunjukkan bahwa untuk mempertahankan citra kota pelajar, pemerintah dan pemangku kepentingan perlu serius menghitung kebutuhan sarana utama maupun pendukung dari aktifitas pendidikan, kemudian melaksanakan pengendaliannya dengan lebih tertib dan disiplin.

citra wisata kota Jogja, tidak lepas dari kemunculan destinasi wisata yang ada di wilayah aglomerasi perkotaan Jogja. hal ini karena sebagian wisatawan menginginkan adanya atraksi baru untuk wisata. di dalam teori pariwisata dikenal 4 A yaitu  Attraction atau atraksi, Accessibility atau aksesibilitas, Amenity atau amenitas dan Ancilliary berkaitan dengan ketersediaan sebuah organisasi atau orang-orang yang mengurus destinasi tersebut.  Atraksi sebagai inti dari pengembangan wisata, jika dibandingkan dengan pendukungnya yaitu aksesibilatas, amenitas dan anciliary  cenderung sama dengan analogi kota pendidikan di atas, yaitu yang utama cenderung bertumbuh statis dan monoton, sedangkan pendukungnya lebih diperhatikan. rencana pembangunan bandara di kulonprogo, pertumbuhan jumlah hotel di penjuru kota yang masif, menjadi contoh bagaimana aspek pendukung citra kota pendidikan malah seringkali terbaca sebagai yang utama.

bagaimana supaya citra kota pelajar dan wisata, itu tidak hilang, yaitu perlu kembali kepada menempatkan prioritas,seperti kasus smp 3 Jogja yang tembok sekolahnya akan rubuh akibat pembangunan hotel di sampingnya, menunjukkan bahwa ada sedikit masalah terkait bagaimana kota dapat menempatkan yang utama sebagai yang utama dan juga pendukung sebagai pendukung. jangan sampai citra kota pelajar dan wisata, akhirnya malah berganti menjadi kota apartemen dan hotel.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun