Â
Â
Akhir-akhir ini banyak para mahasiswa yang mengeluhkan akan susahnya dalam mengerjakan skripsi. Seseungguhnya hal ini juga dikeluhkan oleh para senior-senior kita yang terdahulu juga. Namun perkembangan teknologi serta sosial media belum seramai saat ini, hingga kita tak sempat mendapatkan cerita tersebut. Disini saya akan membagikan sedikit tips yang saya dapat dari pengalaman saya skripsi.
 1.   Niat
Niat adalah elemen utama dalam mengerjakan sesuatu, apabila kita memiliki niat yang setengah-setengah tentunya hal tersebut mengakibatkan motivasi kita turun dengan sendirinya. Ketika motivasi mengerjakannya turun, maka bisa dipastikan apapun yang kita kerjakan takkan cepat selesai. Hal itu berlaku pada pengerjaan skripsi, apabila kita memiliki niat yang setengah-setengah, skripsi yang seharusnya bisa kita selesaikan dengan cepat bisa mengantung-gantung lamanya. Bahkan niat yang setengah-setengah mampu menghasilkan sifat malas yang kepanjangan. Niat berkaitan dengan motivasi serta tujuan kita mengerjakan skripsi, maka cepat tentukan tujuan serta arah mana yang akan kita ambil. Sehingga kita memiliki motivasi serta tidak malas untuk mengerjakannya.
  2.  Asal Memilih Tema
Saya sangat mempercayai bahwasanya tidak ada tema skripsi yang susah selagi kita memahami betul alurnya. Goal seseorang di dalam pengerjaan skripsi berbeda-beda, ada yang bertujuan supaya cepat lulus serta ada pula yang membuka wawasan baru memakai jalur skripsi, bisa disebut juga penelitian tentang hal baru. Sebagai mahasiswa yang memiliki motivasi cepat lulus, sudah seyogyanya kita mencari tema yang dekat dengan kita atau tema yang mudah dijangkau. Apabila tema yang kita ambil sangat berat dalam segi sumber data dan memuat tema berat, maka tentu saja  akan menyulitkan kita dalam menyelesaikan skripsi. Kecuali kita sudah siap dengan konsekuensinya serta  rela untuk mengorbankan waktu dan usaha kita bagi menyelesaikan skripsi tersebut. Namun bagi yang ingin menyelesaikan secepatnya jangan sekali-kali mengambil tema yang sumber datanya sedikit.
  3.  Bersosialisasi
Hubungan sosial memiiki pengaruh yang lumayan besar dalam pengerjaan skripsi kita, hal itu terlihat saat kita suntuk ataupun buntu dalam menyelesaikan masalah skipsi. Kita tentunya manusia sosial yang membutuhkan interaksi sosial dimanapun kita berada. Kadar banyaknya interaksi tersebut tentunya menurut kenyamanan individu. Namun semakin sering kita banyak interaksi pada waktu pengerjaan skripsi tersebut. Semakin banyak pula pendapat, masukan serta motivasi yang kita dapat dalam mengerjakan skripsi tersebut. Kita tidak bisa hanya fokus kepada menulis, mengedit serta menganalisis. Namun kita juga harus peka terhadap masalah yang kita alami. Sedikit banyaknya pendapat yang kita terima dari kawan itu tak masalah, tetapi setidaknya dengan mengkomunikasikan hal yang kita alami. Itu pasti beberapa persen mampu membantu olah pikir kita dalam pengerjaan skripsi. Bangun hubungan yang rutin kepada kelurga, guru-guru kita dan kawan
4. Â Kurang realistis
      Setiap manusia tentunya memiiki kemampuan yang berbeda-beda, kemampuan yang berbeda-beda inilah yang mengarahkan kita memiliki sebuah pemikiran. Dalam kasus ini apabaila kita mengambil tema yang jangkauan sumber datanya sedikit, tetapi kita memiliki tujuan untuk cepat lulus. Pasti hal tersebut akan menyusahkan kita, pasalnya dosen akan terus menuntut kesempurnaan dalam pengerjaan skripsi. Sedangkan sumber daya yang kita miliki misal waktu dan dana menjadi kendala besar. Alih-alih ingin segera merampungkan skripsi, malah waktu kita habis untuk berdebat dengan dosen. Padahal yang kita perdebatkan itu belum tentu menjadi pendapat final, hal ini terjadi karena data-data kita kurang lengkap.data-data yang kurang lengkap ini mungkin karena tema yang kita mabil terlalu berat, atau hanya sekedar malas. Sehingga yang terjadi makin lamalah kita harus bolak-balik revisi, serta waktu habis untuk mempelajari skripsi kita sendiri.
5. Â Egois
Sebagai seorang peneliti kita juga harus memiliki egoisme dalam mempertahankan pendapat, hal ini wajar karena kita mempertahankan apa yang kita kerjakan dengan susah payah. Namun toh disisi lain kita juga harus realistis, waktu serta dana yang kita miliki tak bisa selamanya cukup. Bahkan denngan cepat menyelesaikannya kita bisa menghemat lebih banyak semua hal tersebut. Terkadang kita tidak mau mendengarkan anjuran dosen bahkan, kita kerapkali berdebat, serta terlalu kuat mempertahankan pendapat kita sehingga apa yang kita lakukan membuat rentetan revisi menjadi lama. Maka kita harus menurut apa kata dosen kita, dengan cara apabila revisi salah segera kita rampungkan supaya bisa melanjutkan bab yang baru. Toh walau bagaimanapun juga, keputusan ada ditangan dosen. Mahasiswa tidak memiliki daya pengambilan yang setara dengan dosen.
6. Atur waktu
Telah kita ketahui bersama bahwa sehari adalah  24 jam, kita bisa sisihkan 2 atau 3 jam kita untuk skripsi apabila benar-benar sibuk. Apabila kita hanya fokus dalam mengerjakan skripsi sisihkan 4 jam yang dibagi menjadi 2 jam dalam sehari untuk skripsi kita. Di hari pertama kita bisa menganalisis atau khusus mencari sumber, dihari kedua atau tiga hari setelahnya bisa langsung ditulis. Untuk memudahkannya pisahkan antara analisis, mencari sumber, menulis serta mengedit. Mengatur waktu juga baik buat kesehatan, karena tentunya kurang baik bagi kesehatan apabila dalam sehari penuh kita lembur hanya untuk skripsi.
7. Santai
Santai disini bukan santai yang malas tidak mengerjakan apapun, tetapi santai disini berarti memiliki manajemen waktu serta perasaan yang sesuai. Kelelahan mental serta manajemen waktu yang tidak sesuai akan menghambat kreatifitas kita dalam menghasilkan sebuah tulisan dalam skripsi. Mood yang kita rasakan tidak selalu baik, maka dari itu kita harus cerdas dalam mengaturnya. Pikirkan bahwasanya segala hal kesulitan yang berkaitan denganmu ialah jalan yang memudahkanmu. Percaya akan adanya jalan disetiap sela-sela kelelahan kita. Jadi dalam menanggapi sesuatu sebisa mungkin kita harus santai serta penuh kepercayaan diri.