Tak berapa lama, aku melihat Bapak penjual kue bersama istrinya di jalan. Suasana masih terlihat romantis ya, walau Bapak tak bisa melihat dengan mata tapi bersedia berjualan dengan istri walau dagangan mereka tidak selaris penjual di dekatnya.
Lalu dua orang Bapak yang berjualan camilan, yang satu keliling dan yang satu diam di emperan toko. Bapak lain berjualan kerupuk di suatu pom bensin. Bapak penjual kerupuk dan camilan tersebut juga tak bisa melihat dengan mata.
Aku tertarik dengan salah satu Bapak penjual camilan berkeliling itu. Saat aku memanggil untuk membeli di jalan kampung, Bapak memintaku agak maju karena tepat di depan Bapak itu jalanan tidak rata, takut aku jatuh. Wah hebat ya Bapak, aku malah tak sadar, padahal hampir tiap hari lewat daerah itu. Ternyata aku yang bisa melihat dengan mata belum tentu sadar tentang apa yang dilalui walaupun sering menemui. Malu juga, ternyata Bapak lebih hebat dariku.
Orang-orang yang aku temui itu hebat, walau tak bisa melihat dengan mata, tapi masih bisa melihat dengan cara lain dan masih bisa membantu sesama. Tidak semua kekurangan itu menjadi kurang, malah bisa menjadi kelebihan.