Koran, semua pernah melihat walau belum tentu membaca, kadang hanya melihat tetapi tak membuka. Pada masa jayanya orang memuja koran sebagai sumber informasi di kala belum ada media lain yang menandingi. Sekarang? Agen koran yang sepi, bahkan sudah tidak berjualan lagi. Bapak atau Eyang yang berharap pada koran sebagai sumber hidup, kini tak lagi berjualan. Dulu kita sering mencari lowongan kerja atau melihat iklan untuk masalah jual beli barang, tetapi sekarang lowongan dan iklan itu ada di mana-mana, dan orang tidak perlu membeli koran lagi. Lalu, bagaimana nasib penjual koran? Pernah ku lihat anak sekolah yang malam hari berjualan koran, lalu si Ibu yang membawa anaknya yang masih balita berdagang koran, ada lagi seorang Bapak yang korannya masih banyak di malam hari, lalu ada Bapak di pagi hari di kala hujan masih berjualan dengan menutupi korannya agar tidak basah. Pernah ku temui seorang Bapak di panas terik memakai kursi roda menjual koran, dengan payung sebagai tempat berteduh. Setiap hari orang hanya melihat saat berhenti di lampu merah, jarang ada yang membeli. Bahkan mereka hanya lari karena berolah raga pagi atau berbalik arah tanpa menatap mata sang Bapak.
KEMBALI KE ARTIKEL