Kondisi antara mahasiswa dan politik nasional itu sama-sama atau kalau diskalakan sekitar 10-10 (skala 100). Keduanya sama-sama lemah. Dari pihak politik nasionalnya, saya rasa sih mereka tidak kuat dan bisa dibilang tidak punya dasar ataupun ideologi. Contohnnya parpol, karena yang paling dekat dan paling sering diisukan, jangan salahkan masyarakat kalau banyak yang sudahh tidak percaya lagi, soalnya mereka sendiri nggak jelas garis ideologinya. Kanan, kiri, atau tengah. Kalau parpol ideologinya kuat, mereka pastinya nggak akan mau koalisi dengan partai yang tidak seideologi, tapi kenyataannya tidak begitu. Mereka hanya memikirkan kepentingan jangka pendek, bukan kesesuaian paham. Yang kemudian mengakibatkan banyaknya kericuhan di intern saat pengambilan keputusan. Ini juga yang bikin DPR yang seharusnya menjadi perwakilan rakyat, malah menjadi perwakilan partainya. Yang seharusnya mensejahterakan rakyat, malah mensejahterakan partainya. Bahkan saya pernah baca, Golkar saat pemerintahan SBY-JK menyatakan bergabung dlm koalisi pemerintah. Tapi menjelang pemilu selanjutnya JK pecah dgn SBY dan mengajukan diri caPres dari Golkar. Dan setelah pemilu dimenangkan SBY, Golkar kembali menyatakan bergabung dengan pemerintah. Jadinya kelihatan seperti pemerintahan itu mainan untuk mereka. Padahal parpol itu penting sekali karena dia fasilitas dan pilarnya demokrasi.