Sebagai langkah persiapan, tim asuhan Indra Sjafri menjalani turnamen ujicoba bertajuk U20 Challenge Series 2025, di penghujung bulan Januari 2025. Dalam turnamen yang berlangsung di Sidoarjo, Jawa Timur, itu Indonesia berkesempatan uji tanding dengan Jordania, Suriah, dan India.
Secara hasil akhir, performa Garuda Muda di turnamen segiempat ini memang belum maksimal. Dua kekalahan, masing-masing atas Jordania (0-1) dan Suriah (0-2) hanya mampu ditutup dengan satu kemenangan atas India (4-0) di partai pamungkas.
Meski begitu, turnamen ini mampu menghadirkan ragam situasi paket lengkap. Maklum, setiap pertandingan menghadirkan lawan dengan situasi berbeda.
Laga melawan Jordania menghadirkan "simulasi" pertandingan, ketika unggul jumlah pemain, dalam situasi tertinggal. Situasi ini hadir, karena kiper Jordania dikartu merah wasit, setelah sebelumnya mampu mencetak gol di menit-menit awal.
Di laga melawan Suriah, Welber Jardim dkk mendapat "latihan" bermain defensif, karena lawan memegang kendali permainan dan membuat sejumlah peluang gol. Dari dua laga ini, ditemukan titik lemah dalam situasi bola mati dan umpan silang.
Titik lemah ini menghadirkan tiga gol yang bersarang di gawang Timnas U-20. Satu gol hadir dari situasi tendangan bebas, dan dua lainnya hadir dari skema umpan silang.
Dua titik lemah ini tampak mulai dibenahi, di pertandingan melawan India. Terbukti, gawang Garuda Nusantara tidak kebobolan di pertandingan ini.
Secara situasi permainan, partai melawan India menghadirkan simulasi tim lawan bermain defensif. Di pertandingan ini, kecepatan dan situasi bola mati muncul sebagai senjata ampuh dalam situasi menyerang.
Satu lagi aspek yang bisa menjadi senjata ampuh adalah keberadaan Jens Raven di lini depan. Penyerang blasteran Indonesia-Belanda itu punya kecepatan dan postur tubuh yang oke, untuk berperan sebagai ujung tombak maupun pembuka ruang bagi rekan-rekan setimnya.
Jika dapat bermain penuh dan sudah cukup fit secara fisik, penyerang FC Dordrecht (Belanda) ini bisa menjadi senjata rahasia tim. Kurang lebih sama seperti di Piala AFF U-19 tahun 2024, kala dirinya mencetak 4 gol, termasuk gol tunggal dalam kemenangan 1-0 atas Thailand di final.
Meski lawan-lawan Indonesia di Tiongkok nanti adalah tim yang cukup kuat, pengalaman tanding di Sidoarjo seharusnya bisa menjadi bekal berharga.
Kebetulan, Jordania dan Suriah juga akan tampil di turnamen yang juga menjadi Kualifikasi Piala Dunia U-20 edisi 2025 di Chile.
Hanya saja, dua wakil Timur Tengah ini berbeda grup dengan Indonesia. Suriah satu grup dengan Jepang, Korea Selatan dan Thailand, sementara Jordania satu grup dengan Irak, Arab Saudi, dan Korea Utara.
Jadi, Timnas U-20 bisa dibilang beruntung, karena bisa berujicoba dengan sesama tim kontestan Piala Asia U-20, dengan situasi "simulasi" pertandingan paket lengkap. Terlepas dari beragam kekurangan yang masih ada, dan kekuatan lawan di fase grup nanti, semoga ini bisa menjadi satu pengalaman berharga lainnya di level Asia.
Soal target prestasi, termasuk peluang lolos ke Piala Dunia U-20 di Chile, itu sebaiknya dipikir nanti. Biarkan saja tim ini menikmati pertandingan demi pertandingan, bersama tiap kesulitan yang ada.
Inilah ruang berkembang yang dibutuhkan tim, untuk bisa tampil semaksimal mungkin. Apapun hasil dan prestasi mereka di putaran final nanti, jika para pemain mampu tampil semaksimal mungkin, mereka tetap layak diapresiasi.