Malaysia juga tak diperkuat pemain utama dari klub Johor Darul Takzim dan Selangor FC. Dua klub raksasa Liga Super Malaysia itu sama-sama enggan melepas pemain ke tim nasional, karena masih bertanding di kompetisi liga dan antarklub Asia. JDT bahkan masih berpeluang lolos ke babak 16 besar AFC Champions League Elite.
Dengan posisi Piala ASEAN 2024 yang tidak masuk dalam kalender resmi FIFA, keputusan kedua klub cukup bisa dimengerti. Apalagi, performa klub di kompetisi tingkat Asia juga akan menentukan posisi liga di koefisien peringkat AFC.
Situasi serupa juga terjadi di Thailand, dengan Buriram United masih berpeluang lolos ke babak 16 besar AFC Champions League Elite. Ada juga Port FC, Muangthong United dan Bangkok United yang lolos ke fase gugur AFC Champions League Two.
Hanya saja, dari keempat tim ini, hanya tinggal Buriram United dan Muangthong United saja yang masih punya jadwal laga tunda di liga domestik. Diluar laga tunda, kompetisi liga di Thailand baru mulai bergulir lagi pada bulan Januari, atau setelah Piala ASEAN 2024 tuntas.
Itu sebabnya, Asnawi Mangkualam yang main di Port FC bisa bergabung dengan Timnas Indonesia. Ronaldo Kwateh juga bisa bergabung dengan Tim Garuda, karena ia bermain di tim U-21 Muangthong United, bukan tim utama.
Meski kemenangan di tiap laga Piala AFF bisa memberi (setidaknya sedikit) tambahan poin FIFA, posisi turnamen yang tidak masuk dalam kalender resmi FIFA, membuat bobotnya hanya setara dengan laga ujicoba non-FIFA Matchday.
Dengan Indonesia masih akan bertanding di lanjutan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, wajar jika keputusan menampilkan pemain muda diambil. Keputusan ini sekaligus menjadi persiapan menuju Kualifikasi Piala Asia U-22 2026 dan SEA Games 2025.
Sebagian besar tim peserta Piala AFF 2024 juga mengambil langkah serupa. Seperti diketahui, pada bulan Maret 2025, semua tim nasional negara ASEAN, kecuali Indonesia, akan bertanding di Kualifikasi Piala Asia 2027. Jadi, wajar jika turnamen tingkat ASEAN ini menjadi satu kesempatan eksperimen sekaligus persiapan.
Diantara tim peserta, praktis hanya Vietnam yang berangkat dengan kekuatan penuh. Mereka bahkan diperkuat Rafaelson alias Nguyen Xuan Son, penyerang naturalisasi kelahiran Brasil, dan melakukan pemusatan latihan di Korea Selatan.
Selain karena punya target juara, tim asuhan Kim Sang Sik ini tampaknya ingin membangun kekompakan sesegera mungkin, supaya bisa langsung klik di Kualifikasi Piala Asia 2027. Maklum, Filip Nguyen dkk terundi satu grup dengan Malaysia, Laos dan Nepal, dengan hanya juara grup yang otomatis lolos.
Meski berbeda dari biasanya, Piala AFF 2024 menampilkan sebuah situasi unik, karena mulai ada pergeseran prioritas dan kesadaran kolektif, untuk mulai berani keluar dari dalam tempurung di level Asia Tenggara. Setelah puluhan tahun dan beberapa kali ganti nama, akhirnya Piala AFF diposisikan sebagai Piala AFF, bukan lagi Piala Dunia cabang ASEAN.