Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Saat Kopi Bertemu Seni

5 November 2024   21:01 Diperbarui: 5 November 2024   21:03 61 0
Seiring berkembangnya budaya minum kopi di era kekinian, perspektif soal kopi juga ikut berkembang. Dimana, kopi turut menghadirkan sisi artistik, lewat kreasi gambar "coffee art" buatan barista.

Amani & Ihsaniyati (2020) menyebut, barista sendiri pada awalnya merupakan istilah untuk menyebut orang yang secara teknis membuat kopi, atau minuman lain dengan campuran kopi. Peran ini tampak terbatas secara teknis, bahkan kadang terlupakan.

Belakangan, seiring berkembangnya industri warung kopi dan budaya minum kopi kekinian di Indonesia, peran barista tidak hanya terbatas sebagai peracik kopi.

Barista juga merupakan sosok "seniman" yang bertugas mengatur campuran dan takaran ideal yang dibutuhkan, untuk membuat secangkir kopi dan minuman dengan campuran kopi.

Dari tangannya jugalah, secangkir kopi bisa menjadi satu kanvas tempat terciptanya beragam gambar "coffee art". Di sini, estetika rasa dan tampilan mendapat "teman baru" dalam wujud sisi artistik.

Meski tak ada aturan atau rumus baku soal cara membuatnya, kebebasan ini membuat "coffee art" menjadi satu karya seni yang kaya improvisasi (khususnya dalam bentuk lukisan) sehingga menjadi nilai tambah bagi produk kopi itu sendiri.

Amani & Ihsaniyati (2020) menyebut, tiap barista punya cara dan formula unik masing-masing dalam membuat kopi. Keunikan ini menjadi satu daya tarik bagi para pecinta kopi.

Pada prosesnya, "coffee art" juga menjadi satu elemen unik dalam budaya kopi kekinian di Indonesia, karena bersinggungan langsung dengan wawasan dan keterampilan barista.

Jika dipadukan dengan wawasan dan keterampilan barista secara umum, "coffee art" bisa menjadi titik awal edukasi seputar  perkopian kepada konsumen. Satu proses yang seharusnya runtut, tapi akan terasa menyenangkan, karena dimulai dari hal ringan, sebelum berlanjut ke hal-hal detail.

Diluar urusan teknis seperti cara membuat "coffee art" atau karakteristik rasa kopi, edukasi seputar perkopian kepada konsumen juga perlu dilakukan barista, supaya konsumen dapat lebih mengenali kompleksitas karakter kopi di Indonesia.

Kebetulan, selain menjadi salah satu negara produsen kopi terbesar di dunia, Indonesia punya banyak kopi khas daerah dengan beragam karakteristik. Sebaran wilayah penghasil kopinya pun luas, karena membentang dari Aceh sampai Papua.

Jika proses pertunjukan karya seni "coffee art" dan fungsi edukasi dapat berjalan lancar, warung kopi kekinian dan kopi kekinian (sebagai produk utamanya) akan sangat layak dihargai sangat mahal sekalipun. Ada satu paket lengkap dengan kualitas dan manfaat terbaik yang memang dihadirkan di sini.

Bukan hanya karena tempatnya yang trendi, lokasinya yang strategis atau punya fasilitas pendukung seperti WiFi gratis, tapi juga karena kualitas produk, dan manfaat edukatif yang dihadirkan benar-benar maksimal, karena dikemas dalam obrolan ringan khas warung kopi.

Jadi, warung kopi ini tak hanya menjual suasana, lokasi, atau fasilitas, tapi sudah melengkapinya dengan produk berkualitas, tenaga ahli, dan manfaat tambahan (khususnya secara edukatif) bagi konsumen.

Meski hal-hal yang dibahas dalam "edukasi kopi" ini terbilang teknis, nilainya akan sangat mahal, jika mampu disampaikan secara sederhana, karena dibutuhkan satu kecerdasan tersendiri, untuk membuat hal-hal teknis dapat disampaikan dengan bahasa yang mudah dicerna.

Inilah tantangan terbesar barista dalam mengedukasi konsumen, dan karena itulah  "coffee art" dapat berperan sebagai pembuka jalan dalam proses edukasi seputar perkopian kepada konsumen.

Menariknya, di sini kita menemukan bersama, sebuah informasi yang bagus bukan dibangun dari seberapa banyak istilah rumit yang digunakan, tapi dari seberapa simpel itu disampaikan, sehingga dapat dipahami dan diterima dengan baik.

Mungkin, perpaduan elemen ini tidak selalu sesuai dengan arus tren kekinian atau kebutuhan aktualisasi diri sebagian orang, tapi inilah pilar-pilar yang harus dimiliki warung kopi kekinian, supaya dapat tetap eksis di tengah berbagai dinamika tren yang berkembang.

Referensi Jurnal:

Amani, A. F., & Ihsaniyati, H. (2020). Barista Art: Coffee Education Strategy to The Community. Mudra Jurnal Seni Budaya, 35(2), 127-132.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun