Pada bulan November, tim asuhan Arne Slot bertemu Brighton, Bayer Leverkusen, Aston Villa, dan Real Madrid. Di bulan Desember, Manchester City, Tottenham Hotspur, Everton, dan Newcastle United sudah menunggu.
Di satu sisi, periode ini menarik, karena konsistensi performa Mohamed Salah dkk akan diuji. Masalahnya, periode ini juga menjadi rumit, karena pemain kunci macam Alisson dan Diogo Jota cedera.
Selain itu, padatnya jadwal pertandingan juga membuat rotasi pemain mulai rutin dilakukan. Entah mengubah susunan starter atau mengganti pemain di babak kedua, hampir semua pemain kebagian jatah rotasi.
Karena itulah, untuk ukuran tim yang sudah mencatat start ciamik, performa Si Merah terlihat biasa saja. Dalam artian, mereka tidak superior atau sering pesta gol ke gawang lawan, tapi justru mampu menjaga stabilitas dari segi hasil akhir.
Terbukti, di empat pertandingan selama bulan Oktober, The Reds mampu menyapu bersih kemenangan, dengan hanya satu kali kebobolan. Secara statistik, 6 gol yang tercipta di 4 pertandingan ini terlihat biasa saja, khususnya jika melihat skor akhir pertandingan.
Tapi, secara performa, kemenangan 1-0 atas Crystal Palace dan RB Leipzig, plus menang 2-0 atas Bologna dan 2-1 atas Chelsea merupakan awalan bagus di periode sulit. Minimal, ada sedikit tambahan semangat menuju partai-partai lainnya.
Meski masih ada pemain yang cedera, setidaknya taktik dan sistem permainan tim bisa tetap berjalan. Di sini, kecerdikan Arne Slot dalam hal utak-atik pemain starter justru memperlihatkan, alasan dibalik pasifnya aktivitas belanja klub, yang hanya mendatangkan Federico Chiesa di musim panas.
Dari performa tim sejauh ini, terlihat ada kedalaman kualitas yang lumayan bagus. Pemain-pemain seperti Viteslav Jaros dan Connor Bradley terbuktu mampu berkontribusi positif saat dibutuhkan.
Selain otak-atik formasi, kebolehan Slot dalam memoles kemampuan pemain yang sudah ada juga mampu menghadirkan dampak positif. Tanpa harus belanja, pelatih asal Belanda ini sudah menghadirkan "versi baru" dari pemain yang sudah ada.
Di bawah arahan pelatih berkepala plontos ini, Ryan Gravenberch yang sebelumnya kesulitan bermain reguler, mampu menjadi andalan di lini tengah. Luis Diaz yang sebelumnya kurang klinis mulai rajin mencetak gol. Darwin Nunez dan Curtis Jones mulai bisa mencetak gol, meski performanya sempat banyak dikritik.
Jika semuanya berjalan lancar, dan periode  "menantang" ini bisa dilewati dengan hasil-hasil positif, Liverpool sudah pasti akan berbicara banyak, bahkan bisa meraih setidaknya satu gelar juara.
Andai benar terjadi, maka ini adalah buah  kecerdasan FSG dan manajemen klub, karena langsung berhasil menemukan pelatih, yang mampu menangani, bahkan mengembangkan tim warisan Juergen Klopp, tanpa perlu belanja pemain baru secara jor-joran.
Bonusnya, sang pelatih baru ini juga cukup cerdas secara taktis, karena mampu melakukan rotasi pemain, tanpa mengorbankan performa tim secara keseluruhan. Dari rotasi inilah, performa pemain pelapis bisa berkembang, dan membuat tim tetap kuat.
Menarik dilihat, bagaimana perjalanan Liverpool bersama Arne Slot di periode rumit ini.