Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Anthony Martial, "The Next Thierry Henry" yang Gagal

29 Mei 2024   11:03 Diperbarui: 29 Mei 2024   11:17 113 3
Dalam sepak bola, ada banyak pemain yang pada awal kemunculannya mendapat label "The Next", karena dinilai berbakat dan punya kemiripan dengan pemain hebat di masa lalu. Tapi, dari sekian banyak yang muncul, sebagian besar malah meredup, dan tenggelam.

Salah satu kasus paling rumit datang dari sosok Anthony Martial, selama waktunya di Manchester United, antara tahun 2015-2024.

Disebut rumit, karena pada awal kemunculannya, pemain kelahiran 5 Desember 1995 ini membawa serta "hype" besar. Tak tanggung-tanggung, label "The Next Thierry Henry" langsung tersemat, karena kemiripan dalam hal kecepatan dan teknik dengan sang legenda Prancis itu.

Label ini juga terlihat relevan, karena Martial berkembang pesat di AS Monaco, seperti halnya Henry semasa muda. Inilah talenta potensial Prancis yang mencuat, tepat sebelum Kylian Mbappe muncul di level senior.

Di usia remaja, "hype" sebagai calon bintang besar begitu lekat dengan eks pemain Olympique Lyon ini. Terbukti, penghargaan individu "Golden Boy Award" mampu diraih pada tahun 2015.

Pada tahun yang sama, Manchester United yang kala itu dilatih Louis Van Gaal, juga memboyong Martial ke Inggris, dengan paket transfer senilai 57,6 juta pounds. Transfer ke klub Liga Inggris ini sekaligus menjadikannya pemain muda termahal dunia saat itu.

Tentu saja, ada harapan begitu besar di Old Trafford buat pemain asal Prancis ini. Apalagi, tahun pertama sang pemain terlihat menjanjikan. Satu gelar Piala FA musim 2015-2016, dan partisipasi di Euro 2016, kala Timnas Prancis mencapai final di rumah sendiri, membuat harapan besar itu terlihat nyata.

Apes, rentetan cedera otot kambuhan, masalah indisipliner, dan turbulensi di tim Manchester United membuat harapan besar berbalik menjadi beban buat Martial. Jangankan menjadi bintang, tampil konsisten dan fit saja sulit.

Malah, setelah musim pertama yang menjanjikan itu, talenta besarnya terlihat kalah mencorong, jika dibandingkan Marcus Rashford, pemain lulusan akademi klub yang juga mencatat debut di musim 2015-2016.

Kesempatan bermain penyerang pemain nomor punggung 9 ini juga semakin terbatas, seiring pemain-pemain macam Romelu Lukaku, Cristiano Ronaldo, Zlatan Ibrahimovic, Anthony Elanga, Alexis Sanchez, dan Rasmus Hojlund datang silih berganti.

Praktis, setelah musim pertama yang menjanjikan dengan catatan 17 gol dari 49 penampilan, hanya di musim 2019-2020 saja penampilan pemain bernama lengkap Anthony Jordan Martial ini lebih baik, dengan mencatat 23 gol dari 48 penampilan. Selebihnya, biasa saja.

Manajemen Setan Merah sendiri sudah berusaha memberi kesempatan lain, dari masa pinjaman singkat di Sevilla, pada paruh kedua musim 2021-2022. Sayang, performanya selama di klub Liga Spanyol itu cenderung melempem, dengan hanya mencetak 1 gol dari 12 penampilan.

Apa boleh buat, setelah pulang ke Manchester, namanya lalu sering masuk daftar pemain cadangan, dan ketika kontraknya habis di akhir musim 2023-2024, manajemen Manchester United tidak mengaktifkan opsi perpanjangan kontrak selama setahun. Sebuah cerita yang pada awalnya terasa penuh optimisme pun terpaksa berakhir muram.

Uniknya, Martial menjadi salah satu pemain paling awet di Manchester United, yang datang di era pasca Sir Alex Ferguson, dengan masa bakti 9 tahun (2015-2024). Catatan ini hanya kalah dari Luke Shaw (sejak 2024)

Tapi, dengan "hype" di awal kedatangan dan rentetan cedera otot kambuhan, torehan 90 gol dari 317 penampilan selama masa baktinya menunjukkan, Martial adalah satu transfer mahal flop, sekaligus simbol kekacauan manajemen di Teater Impian, karena mereka membiarkan seorang pemain langganan cedera terus bertahan selama 9 tahun, dengan gaji 250 ribu pounds sepekan.

Di sisi lain, kisah Martial sebagai "The Next Thierry Henry" yang gagal sekali lagi menunjukkan, seberapa berat beban harapan yang harus ditanggung seorang pemain muda berbakat, jika ia mendapat label sebagai penerus pemain legendaris di masa lalu.

Kalau berhasil mengatasi beban itu, ia akan menjadi bintang besar, seperti pada kasus Kylian Mbappe, superstar Prancis terkini, yang pada awal kemunculannya di tim utama AS Monaco dulu juga mendapat label "The Next Thierry Henry" karena kecepatan dan kemampuan mencetak gol yang istimewa.

Tapi, kalau beban itu gagal diatasi, tak ada ruang untuk bersinar. Kalaupun bisa bersinar, sinar itu cenderung temaram dan singkat. Sayangnya, di sinilah Anthony Martial berada.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun