Momen ini lalu direspon manajemen dan pemilik klub, dengan menunjuk Michael Edwards sebagai Direktur Operasional, dan Richard Hughes (dari Bournemouth) sebagai Direktur Olahraga klub. Di pos pelatih, Arne Slot didatangkan dari Feyenoord Rotterdam sebagai pengganti Klopp.
Respon ini cukup menarik, karena menciptakan struktur baru di area teknik tim. Sebelumnya, pos Direktur Olahraga dan pelatih hampir sepenuhnya dipegang Juergen Klopp, dalam kapasitasnya sebagai manajer.
Pelatih asal Jerman ini belakangan tidak hanya sibuk mengatur urusan taktik, tapi juga ikut memutuskan soal transfer pemain. Memang, ada Direktur Olahraga dalam struktur tim, tapi perannya lebih sebagai negosiator transfer atau kontrak pemain.
Pola tugas ini sebenarnya sudah umum di Liga Inggris, dan membuatnya berbeda dengan peran pelatih di liga-liga Eropa lain. Tapi, restrukturisasi ala Liverpool menjadi satu langkah strategis cukup menarik, karena mereka justru memanfaatkan kepergian Juergen Klopp untuk menata ulang struktur organisasi klub.
Dengan struktur baru ini, Arne Slot akan fokus berperan sebagai pelatih kepala tim, sementara Richard Hughes akan menangani urusan transfer pemain, dibawah supervisi Michael Edwards.
Jadi, Slot hanya perlu merekomendasikan posisi pemain baru yang dibutuhkan tim, dan Hughes akan mencari pemain dengan kriteria sesuai kebutuhan tim, dan harga transfer yang masuk akal.
Soal bagaimana profil pemain yang didatangkan, modus operandinya kurang lebih mirip dengan ketika Arne Slot diboyong sebagai pelatih. Bukan nama populer atau pilihan teratas, tapi sesuai dengan kebutuhan tim, termasuk soal peran dalam struktur.
Seperti diketahui, dalam hal popularitas dan profil, Slot kalah mentereng dengan Xabi Alonso, Ruben Amorim, bahkan Roberto De Zerbi. Maklum, pelatih asal Belanda ini "hanya" meraih trofi Eredivisie dan Piala KNVB bersama Feyenoord.
Tapi, corak taktik, gaya komunikasi dengan media dan kesediaan pelatih plontos ini berperan sesuai struktur, terbukti menjadi satu nilai plus. Satu lagi, sebagai pelatih, ia dikenal punya hubungan baik dengan suporter.
Dari apa yang sudah berjalan sejauh ini, maka tidak mengejutkan kalau nama-nama pemain baru yang akan datang bukan nama populer, tapi punya potensi besar. Seperti pada kasus transfer Roberto Firmino dan Mohamed Salah di masa lalu.
Menariknya, struktur baru ini juga menunjukkan, adanya pembagian tugas yang jelas, antara aspek teknis dan bisnis. Lewat pembagian tugas ini, kemungkinan mengalami "kelelahan mental" yang jadi alasan Juergen Klopp memutuskan mundur bisa ditekan.
Meski begitu, struktur baru ini tidak akan langsung berdampak instan. Akan ada proses membangun ulang tim yang mulai menua, dan jual-beli pemain demi menjaga neraca keuangan klub.
Struktur baru ini sendiri memang diperlukan, karena kebetulan Liga Inggris sedang memperketat aturan laba-rugi klub. Jadi, prestasi di lapangan bukan lagi acuan tunggal. Terbukti, klub-klub seperti Everton dan Nottingham Forest sudah mendapat sanksi pengurangan poin akibat pelanggaran aturan finansial.
Menarik ditunggu, bagaimana kiprah Liverpool di era dan struktur baru mereka.