Hasil ini tentu menghadirkan satu harapan positif, karena Liverpool menunjukkan progres jauh lebih baik dibanding musim lalu, khususnya pada periode yang sama. Dengan lini tengah yang lebih hidup, daya dobrak lini depan jadi lebih mematikan.
Tapi, kemenangan atas Newcastle United juga menghadirkan sebuah PR menarik, berupa absensi Mohamed Salah dan Wataru Endo karena tugas negara. Segera setelah partai melawan Newcastle, keduanya langsung bergabung ke tim nasional masing-masing.
Seperti diketahui, Endo akan menjadi kapten Timnas Jepang di Piala Asia, sementara Salah menjadi bintang utama Timnas Mesir di Piala Afrika.
Secara performa, semua tentu sepakat, Salah seperti biasa rajin mencetak gol dan memberi assist. Karena itulah, absensi pemain kidal ini bisa menjadi satu kerugian buat pasukan Anfield.
Sementara itu, Endo yang pada awalnya sempat menjalani awalan lambat di Liverpool, pelan tapi pasti mulai sering diandalkan sebagai jangkar di lini tengah.
Dengan performa ciamik Salah dan progres positif Endo, pertanyaan yang muncul sangat simpel: bagaimana cara Juergen Klopp mengakalinya?
Untuk posisi Mohamed Salah, Liverpool sebenarnya punya alternatif menarik. Ada Cody Gakpo yang serba bisa, dan Diogo Jota yang langsung klik sejak pulih dari cedera. Ada juga Harvey Elliott yang berkaki kidal seperti Salah.
Sementara itu, kembali pulihnya Alexis MacAllister menjadi satu momen "pas" karena datang saat Endo bersiap berangkat ke Piala Asia. Kebetulan, pemain asal Argentina ini sempat beberapa kali ditugaskan menjadi gelandang bertahan, yang pada prosesnya terlihat seperti "deep liying playmaker" seperti Andrea Pirlo.
Meski keputusan Klopp satu ini cukup banyak dikritik, absensi Endo justru membuatnya terlihat relevan. Malah, kita bisa menduga, ini memang satu skenario persiapan jika Timnas Jepang melangkah jauh di Piala Asia.
Opsi lain yang kurang lebih berkonsep sama, ada pada sosok Thiago Alcantara, yang mulai ikut latihan tim pasca cedera pinggang. Jika bisa pulih tepat waktu dan masalah cederanya tidak kambuh, pemain Spanyol ini setidaknya bisa masuk rencana rotasi tim di periode sibuk.
Kalau mau menambahkan gelandang jangkar yang bisa naik-turun membantu serangan dengan postur tinggi besar, nama Ryan Gravenberch bisa jadi opsi menarik.
Meski begitu, level kebugaran pemain asal Belanda ini masih jadi catatan. Sejak tiba di Anfield, eks pemain Ajax Amsterdam ini jarang sekali bermain penuh, meski cukup sering diturunkan.
Maklum, menit bermainnya dalam setahun terakhir bersama Bayern Munich relatif terbatas, dan ia baru bergabung dengan Liverpool di hari terakhir bursa transfer musim panas.
Tapi, jika perkembangan Gravenberch di Liverpool lancar, ia bisa menjadi Endo lainnya di tim asuhan Juergen Klopp. Jadi, ketiadaan eks kapten Stuttgart ini bisa jadi peluang pemain lain untuk bersinar.
Sebelumnya, situasi kurang lebih mirip pernah terjadi pada pertengahan musim 2021-2022. Kala itu, Mohamed Salah, Naby Keita dan Sadio Mane harus absen karena tugas negara di Piala Afrika.
Beruntung, pada periode ini performa Si Merah tetap terjaga, dengan tim mampu meraih Piala FA dan Carabao Cup, lolos ke final Liga Champions dan bersaing ketat dengan Manchester City di pacuan juara Liga Inggris.
Berangkat dari pengalaman sukses ini, Klopp dan tim pelatih The Reds seharusnya sudah punya gambaran, bakal seperti apa strategi tanpa Endo dan Salah. Ini juga akan menjadi satu ajang pembuktian, apakah mereka layak jadi pesaing dalam pacuan juara Liga Inggris atau tidak.
Hanya saja, karena performa The Reds musim lalu kurang bagus, menarik dilihat, bagaimana performa Alisson dkk tanpa Mohamed Salah dan Endo, segera setelah tim mampu mencapai puncak klasemen sementara Liga Inggris.