Terbukti, versi epik India maupun pedalangan Jawa sama-sama "sepakat" bahwa Gatotkaca adalah manusia setengah raksasa berkekuatan super putra Bima (Pandawa nomor dua) dan Arimbi, yang gugur sebagai pahlawan di Perang Bharatayuda.
Tapi, dalam pewayangan versi Jawa, gambaran soal Gatotkaca adalah sesuatu yang cukup kompleks. Ada beragam nama alias seperti Tetuko, Guritno (tanpa awalan Wulan), dan Purbaya.
Dari segi keluarga, pewayangan versi Jawa (dalam versi masing-masing) sama-sama menyebut, Gatotkaca punya saudara seayah lain ibu.
Sebagai contoh, dalam pewayangan versi Surakarta, saudara Gatotkaca bernama Antareja alias Antasena. Dalam versi Yogyakarta, Antareja dan Antasena adalah kakak dan adik Gatotkaca.
Ini baru dua contoh versi. Belum termasuk versi daerah lain, seperti Bali (Wayang Parwa), Jawa Barat (Wayang Golek), Banyumas dan Jawa Timur, yang kalau dijabarkan akan lebih kompleks lagi.
Secara atribut, selain memiliki postur gagah, Gatotkaca juga mempunyai aneka senjata dan ajian kekuatan seperti Rompi Antakusuma, Caping Basunandha, Ajian Brajamusti dan Ajian Narantaka.
Semua kekuatan ini membuatnya punya fitur seperti Superman: bisa terbang secepat kilat, antigores, tahan panas, kedap air, kebal senjata, dan kuat di segala cuaca. Makanya, para dalang sering memakai frasa "otot kawat tulang besi" untuk menggambarkan ketangguhannya.
Secara kultural, Gatotkaca biasa menjadi satu simbol maskulinitas dan kekuatan yang tak lekang oleh waktu.
Terbukti, pada masa lalu, nama Tetuko dan Gatotkaca pernah digunakan sebagai nama untuk pesawat CN 235 dan CN 250 produksi IPTN (kini PT Dirgantara Indonesia).
Dalam konteks budaya kekinian, Gatotkaca telah menjadi salah satu karakter asal Indonesia dalam game "Mobile Legends".
Tapi, seperti yin dan yang, pada titik tertentu, kompleksitas karakter ini ternyata menyimpan kontradiksi.
Pada saat baru lahir sebagai Jabang Tetuko, momen "dimatangkan" di Kawah Candradimuka, maju sebagai jagoan para dewa, dengan puncaknya mengalahkan Patih Sekipu dan Kala Pracona, langsung menjadikannya seorang "superhero".
Tapi, momen ini didahului dengan masalah tali pusat, yang baru bisa dipotong menggunakan sarung tombak Kunta Wijayadanu. Meski menambah kekuatan Tetuko, pemotong tali pusat ini kelak juga akan menjadi titik lemah penyebab kematiannya di Perang Bharatayuda.
Tepatnya ketika senjata Kunta Wijayadanu (yang hanya bisa digunakan sekali) dilepas Adipati Karna, dan menembus tubuh Gatotkaca, saat menyatu kembali dengan sarungnya.Â