Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Steward di Liga 1, Yakin?

5 Oktober 2023   15:39 Diperbarui: 5 Oktober 2023   16:36 110 5
Judul di atas adalah satu pertanyaan spontan, terkait rencana PSSI mengenai keberadaan Steward Liga indonesia. Rencana ini sebenarnya sudah dicetuskan sejak Tragedi Kanjuruhan setahun lalu, dan belakangan baru mulai diangkat lagi.

Tentu saja, ini merupakan satu ide bagus untuk menghilangkan kesan seram di stadion. Disadari atau tidak, pertandingan sepak bola di Liga Indonesia memang punya kesan seram, karena tingkat potensi gangguan keamanannya cukup tinggi.

Terbukti, selain Tragedi Kanjuruhan yang memakan ratusan korban, ada banyak kasus bentrokan antarsuporter dan kericuhan yang sudah terjadi, khususnya dan masih saja berulang.

Akibatnya, PSSI sampai melarang suporter tim tamu datang ke stadion selama musim 2023-2024. Momen ini rupanya coba dimanfaatkan PSSI, untuk mulai menghidupkan (lagi) ide soal kehadiran steward di stadion.

Sebenarnya, keberadaan steward di stadion sudah menjadi fenomena umum di banyak negara. Banyak event olahraga, termasuk sepak bola, yang sudah terbiasa memakai steward, khususnya sejak 3 dekade terakhir.

Kalau melihat gambaran ini, seharusnya kehadiran steward di Liga Indonesia bisa segera diwujudkan. Hanya saja, masih terdapat satu kompleksitas yang perlu ditangani dulu, sebelum steward stadion mulai bisa bertugas secara efektif.

Seperti diketahui, di balik animo tingginya, masih ada sebagian suporter sepak bola di Indonesia yang kurang tertib. Meski ada polisi atau tentara di stadion saja, barang terlarang seperti flare saja masih sering masuk stadion, apalagi kalau tak ada.

Maka, supaya keberadaan steward ini bisa efektif, harus ada persiapan. Misalnya, dengan menggandeng klub untuk mengedukasi suporter.

Di sini, klub bisa melibatkan pentolan kelompok suporter seperti Bonek, Jakmania, Bobotoh atau yang lainnya, sehingga bisa lebih solid.

Jadi, selain merekrut dan melatih steward, klub bisa menjalankan fungsi mereka dalam mengedukasi suporter, meski seharusnya sudah dilakukan sejak lama.

Hanya saja, berhubung ini merupakan satu  budaya baru, perlu ada masa adaptasi yang tidak sebentar. Minimal, ada waktu 1-2 tahun untuk membiasakan diri sebelum berjalan secara rutin di tahun tahun selanjutnya.

Situasinya kurang lebih sama dengan hadirnya suporter tim tamu di stadion, yang akan diberlakukan musim depan.

Kalau semua berjalan lancar bahkan berdampak positif, maka keberadaan steward di stadion bisa terus dilanjutkan, dengan kualitas yang terus ditingkatkan.

Tapi, kalau keberadaan steward di stadion malah menimbulkan masalah baru, berarti memang belum saatnya steward ditugaskan di Liga Indonesia, karena  memang belum benar-benar siap dengan kehadiran steward.

Pahit, tapi kalau kemungkinan ini yang terjadi, semua hanya perlu mengakui. Di balik harapan manis, kadang ada kemungkinan pahit yang perlu diantisipasi.

Bukan bermaksud pesimis, tapi ini hanya sebuah peringatan, karena sepak bola nasional sudah terlalu banyak mengalami hal-hal pahit, untuk waktu yang tidak sebentar.

Dengan kata lain, di luar masalah tata kelola, sepak bola nasional masih punya masalah kualitas sumber daya manusia yang perlu disiapkan lebih jauh. Kalau segala sesuatunya tidak disiapkan dengan baik, sebagus apapun ide dan rencananya, percuma saja.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun