Sejak lama Los Charruas dikenal punya gaya main sederhana, tanpa kompromi, dan cenderung menyesuaikan dengan karakter lawan. Kurang lebih seperti Timnas Italia "zaman old" versi keras.
Kalaupun ada sentuhan kreatif dan ajaib khas Amerika Selatan, itu biasa datang dari satu-dua pemain dengan kemampuan atau kreativitas di atas rata-rata. Makanya, La Celeste cukup banyak bergantung pada motor serangan jenis ini.
Mulai dari era Enzo Fransescoli, Alvaro Recoba, Diego Forlan, sampai duet Luis Suarez-Edinson Cavani, Uruguay selalu punya motor serangan andalan. Inilah satu aspek yang kerap menentukan performa tim.
Selama performa sang bintang sedang bagus, tim akan jadi lebih mudah meraih hasil positif. Kalau berhalangan tampil atau tidak dalam performa ideal, peluang meraih hasil positif pun mengecil.
Meski relatif sukses dalam 16 tahun terakhir, terutama saat dilatih Oscar Tabarez, situasi hampir gagal lolos kualifikasi plus tersingkir di fase grup Piala Dunia 2022 rupanya membuat AUF (PSSI-nya Uruguay) menyadari, ada pembaruan menyeluruh yang harus dilakukan.
Maka, bukan kejutan saat Marcelo Bielsa akhirnya ditunjuk dan mulai bertugas sebagai pelatih baru Timnas Uruguay.
Meski sang pelatih berasal dari Argentina, yang notabene rival lama Uruguay di Amerika Selatan, rekam jejak sang pelatih dalam membangun sistem dan menaikkan level kualitas tim menjadi satu pertimbangan khusus.
Seperti diketahui, di level antarnegara, khususnya di Amerika Selatan, pelatih berjuluk El Loco (Si Gila) ini pernah sukses membangun ulang Timnas Chile, yang sebelumnya sempat tenggelam setelah era keemasan duet Ivan Zamorano-Marcelo Salas berakhir.
Di bawah polesan eks pelatih Timnas Argentina ini, La Roja pun bertransformasi menjadi satu tim yang mampu bermain cantik, dari yang sebelumnya cenderung keras. Darinya jugalah Chile punya generasi juara Copa America, dengan Arturo Vidal dan Alexis Sanchez sebagai bintang utama.
Terlepas dari kiprahnya yang berakhir kurang mengenakkan di Leeds United, rekam jejak dan pengalamannya memang pas dengan kebutuhan Uruguay.
Kebetulan, selepas berakhirnya era generasi Luis Suarez-Edinson Cavani, La Celeste sedang bersiap memulai siklus dengan generasi lebih muda, dengan Federico Valverde (Real Madrid) ditunjuk sebagai kapten dan Darwin Nunez (Liverpool) mewarisi langsung nomor punggung 9 dari Luis Suarez.