Sebelumnya, sejumlah nama gelandang muda potensial, seperti Kephren Thuram (Nice), Manu Kone (Gladbach) dan Gabri Veiga (Celta Vigo) telah dikaitkan dengan kubu Anfield.
Sejauh ini, masih belum ada kabar lebih lanjut dari nama-nama di atas, karena mereka masih bertanding di turnamen Euro U-21 bersama tim nasional masing-masing. Belakangan, minat The Reds kepada Manu Kone tak berlanjut, setelah sang gelandang mengalami cedera lutut saat memperkuat Timnas Prancis U-21.
Setelah cedera Kone, minat Si Merah kepada Romeo Lavia (Southampton) belakangan kembali hidup, karena selain berbakat, gelandang berusia 19 tahun itu juga bisa mengisi kuota "homegrown player" yang baru saja ditinggal pergi Fabio Carvalho (dipinjam RB Leipzig) dan Alex Oxlade-Chamberlain (habis kontrak).
Tapi, dari dua transfer yang sejauh ini sudah diresmikan, ada satu benang merah yang muncul, diluar rencana "overhaul" lini tengah yang memang jadi urgensi.
Seperti diketahui, lini tengah Liverpool memang terlihat keropos, karena ditinggal pergi James Milner, Naby Keita dan Alex Oxlade-Chamberlain, plus punya sejumlah personel yang mulai menua dan turun performa.
Jadi, ketika MacAllister dan Szoboszlai datang, sinyal perbaikan itu jelas bukan wacana kosong. Ada rencana transfer yang sejauh ini cukup sukses, berkat kejelian dalam memanfaatkan nominal klausul rilis kedua nama baru tersebut, disaat klub lain belum melihatnya.
Diluar faktor keberadaan pelatih Juergen Klopp dan kemampuan komunikasinya yang ciamik, ada strategi "blitzkrieg" alias gerak cepat, yang (sejauh ini) terbukti membuat klub maupun para pemain incaran tak butuh waktu lama untuk mencapai kata sepakat.
Tanpa perlu terlibat perang harga, transfer pun bisa segera diresmikan, karena ada "operasi senyap" begitu rapi, yang prosesnya kadang tidak banyak diketahui media. Semua baru mulai diketahui saat sudah nyaris tuntas.