Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Kolaborasi Sempurna Dua Lionel

14 Desember 2022   05:55 Diperbarui: 14 Desember 2022   05:57 499 6
Selangkah lagi menuju kejayaan. Begitulah situasi yang sedang dinikmati Timnas Argentina, setelah mengalahkan Kroasia 3-0 di semifinal Piala Dunia 2022, Rabu (14/12).

Dalam laga ini, Julian Alvarez memang bersinar terang dengan dua golnya, termasuk satu gol solo yang cukup spektakuler di menit ke 39. Pemain Manchester City ini juga menghadirkan penalti yang diceploskan Lionel Messi menjadi gol pembuka.

Tapi, pertandingan ini menjadi satu karya istimewa dari dua Lionel, yang sama-sama jadi "mastermind" tim di dalam lapangan dan area teknik. Benar, mereka adalah Lionel Messi dan Lionel Scaloni.

Lionel Messi, seperti biasa muncul sebagai inspirator permainan tim. Golnya dari titik putih di menit ke-34 berhasil memberi Kroasia pukulan telak. Aksi-aksi individu dan visinya juga membuat wakil Eropa itu kerepotan.

Puncaknya, ketika aksi individunya di menit ke 69 sukses mengecoh Josko Gvardiol dan ditutup dengan assist untuk gol kedua Julian Alvarez. Sekali lagi La Pulga menunjukkan magisnya, tepat saat tim membutuhkan.

Sekalipun Kroasia bukan lawan enteng, kekompakan tim di lapangan, plus ketajaman Julian Alvarez membuat semua jadi lebih mudah buat sang kapten.

Tapi, performa ciamik itu tak lepas dari kontribusi Lionel lain di pinggir lapangan, yakni Lionel Scaloni. Sebagai pelatih, eks pemain Timnas Argentina ini kembali menunjukkan kehebatan taktik adaptifnya.

Setelah sebelumnya sukses meredam dua bek sayap Belanda, kali ini giliran benteng tangguh Kroasia yang dijebolnya. Hebatnya, itu dilakukan bukan dengan meredam 1-2 orang pemain saja, tapi dengan merusak sistem permainan tim lawan secara keseluruhan.

Belajar dari kekalahan Brasil di perempatfinal lalu, secara mengejutkan Tim Tango membiarkan jagoan Balkan itu memegang kendali, dan mendominasi penguasaan bola sejak kick off.

Strategi ini sekilas berisiko, tapi terbukti efektif merusak rencana taktik Zlatko Dalic di kubu lawan. Tim yang biasanya banyak menunggu kesempatan serangan balik dan bermain rapat justru harus kecolongan lewat skema serangan balik cepat.

Tak ada lagi duet palang pintu Dejan Lovren dan Josko Gvardiol yang tangguh, karena mereka malah dibuat kerepotan menghadapi kecepatan Julian Alvarez dan kehebatan Lionel Messi.

Livakovic? Dia memang tangguh, tapi tidak saat bertemu Argentina. Pelanggaran ceroboh pada Alvarez di kotak terlarang malah jadi satu momen kunci, yang membuat Argentina mampu memukul balik Kroasia.

Sepasang gol di sepertiga akhir babak pertama menjadi satu mimpi buruk, yang semakin sempurna dengan satu gol tambahan di babak kedua.

Di sini, strategi Scaloni yang "memaksa" Vatreni bermain di luar kebiasaan mereka sukses besar. Luka Modric dkk memang mampu membuat beberapa peluang. Mereka masih kreatif,  tapi sudah kehilangan efektivitas.

Secara taktik, kekalahan Kroasia sendiri "dikonfirmasi" oleh pelatih Zlatko Dalic, saat mengganti Luka Modric, sang jenderal lapangan tengah, dengan Lovro Majer di sepuluh menit akhir waktu normal. Benar-benar jenius.

Kolaborasi bagus kedua Lionel ini menjadi satu fenomena menarik di Timnas Argentina, karena setelah sekian lama, akhirnya mereka punya pelatih yang secara kualitas taktik mampu mengimbangi kualitas pemain di lapangan.

Sinergi dua Lionel ini sudah terbukti sukses di Copa America dan Finalissima. Kini, mereka tinggal selangkah lagi menuju  trofi tertinggi dan bintang ketiga di Qatar.

Mampukah?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun