Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Kisah Aneh "Lord" Martin Braithwaite di Barcelona

21 Agustus 2022   12:56 Diperbarui: 21 Agustus 2022   12:57 947 4
Dalam sepak bola, kadang terselip cerita-cerita tak biasa soal transfer dan kiprah seorang pemain. Diantara sekian banyak cerita tak biasa itu, kiprah Martin Braithwaite bersama Barcelona mungkin menjadi satu yang paling aneh, khususnya di era kekinian.

Disebut demikian, karena sejak awal kedatangannya ke Stadion Nou Camp, cerita aneh memang sudah hadir. Pemain asal Denmark itu datang sebagai "transfer darurat" klub dari Leganes pada bulan Februari 2020, menyusul masalah cedera pemain di lini depan.

Atas izin La Liga, Barca diizinkan membeli satu pemain depan di luar periode bursa transfer musim dingin, dari sesama klub La Liga Spanyol. Braithwaite pun datang setelah Azulgrana menebusnya dengan ongkos 18 juta euro, sesuai dengan klausul rilisnya. Di klub Catalan itu, ia diikat kontrak sampai tahun 2024, dengan klausul rilis 300 juta euro.

Jika melihat rekam jejaknya yang  tergolong biasa saja di klub-klub sebelumnya, ini jelas transfer darurat, kalau tidak boleh dibilang transfer panik. Terbukti, bersama The Catalans, Braithwaite hanya mencetak 10 gol dari 57 penampilan, dengan sebagian diantaranya sebagai pemain pengganti, dan sempat absen lama karena cedera lutut parah.

Sebuah level yang wajar, karena pemain yang juga seorang pebisnis ini belum pernah bermain di klub sebesar Barcelona. Kedatangannya pun sangat mendadak.

Beruntung, Braithwaite tak langsung didepak pada tahun berikutnya, karena tampil cukup baik bersama Timnas Denmark di Euro 2020. Di turnamen ini, Tim Dinamit lolos ke babak semifinal.

Belakangan, seiring naiknya Joan Laporta ke kursi presiden klub, pembenahan getol dilakukan. Salah satunya berkaitan dengan restrukturisasi gaji dan perbaikan kinerjafinansial klub, yang membuat eks pemain Middlesbrough ini ikut masuk daftar jual.

Masalahnya, berhubung tak ada klub yang mau menebusnya, manajemen Blaugrana lalu mencoba memutus kontrak pemain berusia 31 tahun ini tanpa biaya kompensasi. Selain untuk mengurangi beban gaji, langkah ini diperlukan agar klub bisa mendaftarkan Jules Kounde dan memuluskan transfer Marcos Alonso dari Chelsea.

Kebetulan, ada minat dari Getafe, klub-klub Liga Inggris dan Timur Tengah. Tapi, mereka hanya berminat jika Braithwaite tersedia secara gratis.

Upaya ini buntu, karena sang pemain enggan hengkang, demi menjaga peluang tampil di Piala Dunia 2022 bersama Timnas Denmark. Kalaupun harus hengkang, besaran kompensasinya harus sama dengan nilai sisa kontraknya.

Akibatnya, situasi Braithwaite di Catalan jadi runyam. Pemain yang sudah mendapat label olok-olok "Lord" ini juga disoraki suporter, saat presentasi tim jelang laga pramusim bertajuk "Trofeo Joan Gamper" versus UNAM Pumas (Meksiko) di Stadion Nou Camp, 7 Agustus silam.

Padahal, kalau dirunut lagi, pihak yang sebenarnya lebih layak disalahkan atas transfer eks pemain Bordeaux ini adalah manajemen klub, bukan si pemain. Siapa suruh mengontrak panjang pembelian darurat?

Jika cerita Martin Braithwaite di Catalunya ternyata bisa berakhir dalam waktu dekat, mungkin ini akan jadi satu cerita transfer paling aneh dalam sejarah klub, sekaligus bukti dari seberapa parah masalah di internal Los Cules, klub yang sebelumnya kaya raya, tapi terkena krisis keuangan akibat salah urus.

Menariknya, ini juga menunjukkan, sebesar apapun sebuah klub, ia akan jadi pesakitan jika serba salah urus. Sebuah pelajaran yang sangat mahal buat Barcelona, karena kekacauan yang ada telah membuat klub terjerat hutang sampai lebih dari 1 miliar euro, dan memaksa bintang sekelas Lionel Messi hengkang. Miris.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun