Mohon tunggu...
KOMENTAR
Gadget Pilihan

Konten dan Traffic, Sebuah Sinergi

23 Mei 2022   17:25 Diperbarui: 23 Mei 2022   17:45 535 10
"Bahan konten tidak ada, tapi minta traffic konten tinggi."

Begitulah sedikit komentar dari teman saya, yang berkecimpung di bidang pemasaran digital, tentang polah tingkah salah satu kliennya. Terdengar aneh, tapi begitulah yang terjadi.

Satu hal yang saya tangkap dari situasi ini adalah, ada logika "ajaib" dari pihak klien. Dimana, mereka memilih pasif, tapi menuntut ada hasil spektakuler secara instan.

Memang, pihak klien telah membayar biaya kontrak kerja sama untuk memasarkan produk mereka secara digital, termasuk dalam hal menaikkan traffic konten di media sosial.

Makanya, tuntutan dari pihak klien ini bisa dimengerti. Tapi, meski sudah membayar dan perlu langsung mengejar cuan sebanyak mungkin, bukan berarti boleh seenaknya.

Seperti diketahui, dalam satu hubungan kerja sama, tetap harus ada sinergi seimbang antarpihak. Kalau tidak, "kerja sama" itu hanya "kerja satu arah", karena posisinya tidak seimbang.

Andai pola ini masih saja dipertahankan, sampai ayam punya gigi pun tak akan ada titik temunya. Apalagi, jika kliennya cenderung tidak terbuka soal bahan mentah konten untuk keperluan promosi atau menaikkan traffic.

Dalam konteks traffic konten, seharusnya ada dukungan dari pihak klien, minimal dalam hal menyediakan bahan mentah konten. Bisa berbentuk video pendek, foto, atau informasi dasar, misalnya seputar produk atau jasa.

Jika pihak klien tidak ingin repot, seharusnya ada sedikit keleluasaan bagi pihak yang ditugasi sebagai kreator konten, untuk memotret atau merekam langsung materi video sebagai bahan mentah konten.

Jadi, konten yang ada tinggal diolah dan bisa di-publsh setelah disetujui klien. Soal strategi optimasi dan traffic konten, semua bisa diatur. Selebihnya, terserah Tuhan, netizen, dan algoritma.

Sebenarnya, cerita semacam ini bukan pertama kalinya saya dengar. Ini adalah satu fenomena yang menggejala, bahkan menyebar luas. Di era digital yang serba praktis ini, ada banyak hal jadi serba mudah dan praktis.

Sayang, semua kemudahan ini rupanya mampu membuat orang-orang yang hanya mau mudahnya saja, justru rajin menghadirkan kekonyolan, layaknya seorang komika.

Sisi komikal ini konsisten hadir, dan membuat saya tergelitik untuk menuliskannya di sini.

Saya menyebutnya komikal, karena tanpa membuat konten, tidak akan ada yang bisa dioptimasi. Tak perlu jadi seorang jenius untuk bisa langsung memahaminya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun