Jelang partai pekan penutup Ligue 1 Prancis musim ini melawan Metz, Minggu (22/5, dinihari WIB) PSG meresmikan perpanjangan kontrak selama tiga tahun buat sang bintang.
Dengan demikian, pemain gesit ini dipastikan bertahan di klub ibukota Prancis sampai tahun 2025. Tentu saja, ini menjadi sebuah "prank" buat kubu Real Madrid dan La Liga Spanyol.
Maklum, Los Blancos sempat kepincut dengan eks pemain AS Monaco ini. Kebetulan, sang pemain juga beberapa kali melempar kode berminat pindah ke Santiago Bernabeu, bahkan sempat menyebut dirinya seorang Madridista.
Rentetan kode yang berkali-kali dilemparnya benar-benar menjadi angin surga yang ampuh. Hembusan angin surga itu semakin kuat, saat pemenang Piala Dunia 2018 ini mencetak sepasang gol ke gawang El Real, di babak perdelapan final Liga Champions.
Saking ampuhnya, saat kontrak si pemain memasuki bulan-bulan terakhir, pihak operator La Liga Spanyol, melalui Javier Tebas, selaku presidennya, sampai berani menyebut, Mbappe akan mendarat di ibukota Spanyol secara gratis. Rumor ini muncul, setelah Mbappe disebut-sebut mencapai kesepakatan verbal dengan tim raksasa Spanyol.
Situasi ini mau tak mau membuat sebagian Madridista ikut optimis. Maklum, dengan semua hal gemerlap yang dimilikinya, jarang ada pemain yang berani menolak. Apalagi, di era Florentino Perez.
Nama besar, gaji oke, dan peluang meraih trofi tiap musim. Siapa yang tidak tergoda?
Tapi, baru kali ini Real Madrid dan operator La Liga Spanyol kompak terhipnotis kode-kode dari Si Kura-kura Ninja. Maklum, mereka sama-sama butuh sosok "superstar" sepertinya.
Dari kacamata Real Madrid, pemain berusia 23 tahun itu dianggap bisa menjadi superstar baru klub, dengan level setara Cristiano Ronaldo. Dengan harganya yang gratis, transfer Mbappe akan jadi kudeta jenius di bursa transfer.
Kapan lagi bisa mendatangkan superstar muda juara dunia modal gratisan?
Sementara itu, La Liga Spanyol melihat Mbappe bisa jadi ikon global baru buat kompetisi, sepeninggal Lionel Messi ke Paris.
Tapi, harapan itu pada akhirnya tinggal harapan. Secara dramatis, di saat-saat terakhir, lewat sebuah pertemuan khusus di Qatar, PSG mampu membalikkan situasi dan mengamankan tenaga bintang Timnas Prancis ini.
Tak tanggung-tanggung, selain mendapat kontrak baru, sang pemain juga akan lebih dilibatkan, sebagai sosok kunci dalam proyek klub, termasuk dalam hal kebijakan transfer Les Parisiens, layaknya Lionel Messi di Barcelona dulu.
Tentu saja, ini membuat Real Madrid, Madridista dan La Liga patah hati. Siapa sangka, semua angin surga dan kode-kode Mbappe ternyata cuma "prank".
Tak cukup sampai disitu, segera setelah meneken kontrak baru, Mbappe langsung mencetak hat-trick ke gawang Metz. Sebuah performa yang seperti menabur garam di atas luka patah hati Madridista, Real Madrid dan La Liga.
Situasi ini rupanya ikut membuat pihak La Liga Spanyol kesal. Mereka bahkan menyebut ini sebagai skandal, dan ingin menuntut PSG ke UEFA, karena dinilai "merusak pasar".
Padahal, PSG memang berhak menawari perpanjangan kontrak dengan tambahan klausul khusus, karena Mbappe masih terikat kontrak sebagai pemain PSG.
Dengan sokongan dana besar dari Nasser Al Khelaifi, wajar jika kubu Parc Des Princes mampu mengimbangi kekuatan finansial Real Madrid, yang sebelumnya bagai tanpa lawan
Jadi, agak aneh kalau La Liga mempersoalkan ini. Mereka agaknya lupa, dengan masalah ketimpangan distribusi hak siar liga Spanyol, yang selama ini cenderung dimonopoli Real Madrid dan Barcelona.
Terlepas dari drama-drama yang mengiringinya, kontrak baru Kylian Mbappe di PSG menghadirkan satu dimensi baru di sepak bola. Dimana, seorang pemain bintang bisa ikut berperan layaknya seorang direktur olahraga klub.
Jika fenomena ini ke depannya menjadi tren, bukan kejutan kalau pelan tapi pasti peran direktur olahraga di klub sepak bola modern akan terkikis dan berevolusi.
Pada akhirnya, kontrak baru seorang bintang bukan hanya soal seberapa besar gaji dan bonus yang didapat, tapi soal seberapa besar peran yang akan dijalankan.
Inilah yang membuat bintang sepak bola modern tidak hanya bermain di atas lapangan, tapi juga ikut "bermain" di luar lapangan, termasuk di balik layar.