Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Saat Timnas Kanada Ketiban Rejeki Nomplok

29 Maret 2022   14:58 Diperbarui: 29 Maret 2022   15:00 363 8
Dalam sepak bola, cerita lolosnya sebuah tim ke turnamen mayor, khususnya setelah lama absen, tentu menjadi satu kejutan, karena tim itu kurang diperhitungkan sebelumnya, tapi mampu membalik semua keraguan.

Salah satu tim yang baru saja mencatat kejutan itu adalah Timnas Kanada. Seturut kemenangan 4-0 atas Jamaika, Minggu (27/3, waktu setempat), The Maple Leafs memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2022.

Disebut demikian, karena zona Concacaf belakangan biasa didominasi Amerika Serikat dan Meksiko, dengan Kosta Rika dan Honduras biasa muncul sebagai tim kuda hitam.

Penampilan di Qatar ini akan menjadi yang kedua sepanjang sejarah. Sebelumnya, penampilan tunggal mereka di Piala Dunia terjadi di edisi 1986.

Kala itu, Les Rouges lolos ke Meksiko setelah menjuarai Piala Emas Concacaf (setara Euro di Eropa) edisi 1985, turnamen yang sekaligus menjadi kualifikasi Piala Dunia 1986 zona Concacaf.

Di turnamen yang akhirnya dimenangkan oleh Timnas Argentina berkat kecemerlangan Diego Maradona itu, tim asuhan Tony Waiters (Inggris) langsung angkat koper di fase grup, setelah kalah 0-1 dari Prancis dan 0-2 dari Hongaria dan Uni Soviet.

Tapi, kalau melihat bagaimana progres Timnas Kanada belakangan ini, cerita sukses ini sebenarnya bukanlah kejutan.

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan mereka cukup banyak terbantu dengan keberadaan klub-klub asal Kanada di kompetisi Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat, antara lain Toronto FC, Vancouver Whitecaps FC, dan CF Montreal (sebelumnya bernama Montreal Impact).

Klub-klub Kanada ini menjadi anggota MLS, karena saat mereka berdiri, Kanada belum punya liga profesional sendiri. Keputusan ini ternyata berdampak positif, karena ikut membantu perkembangan Timnas Kanada.

Ketiganya belakangan menjadi klub lokal yang rutin memasok pemain ke Timnas Kanada. Diluar ketiganya, pemain Timnas Kanada bermain di liga-liga Eropa.

Seperti diketahui, dalam waktu 15 tahun terakhir, tepatnya sejak kedatangan David Beckham ke Los Angeles Galaxy, MLS menjadi kompetisi liga yang cukup berkembang pesat di Amerika Utara dan Tengah.

Dari yang awalnya hanya dikenal sebagai "liga tempat pensiun bintang veteran dunia", belakangan mulai naik kelas menjadi liga tempat batu loncatan pemain muda menuju Eropa.

Perkembangan ini membuat rupanya membuat pembinaan pemain muda asal Kanada ikut berkembang. Hasilnya, muncul pemain-pemain berkualitas seperti Jonathan David (Lille OSC) dan Alphonso Davies (Bayern Munich), yang menjadi pemain kunci Timnas Kanada era terkini.

Seperti diketahui, Alphonso Davies belakangan menjadi pemain pilar Bayern Munich, termasuk saat Die Roten meraih Treble Winner tahun 2020. Sebelum mendarat di Bavaria, pemain berusia 21 tahun ini bermain di tim muda dan tim senior Vancouver Whitecaps.

Sementara itu, meski mengawali karir senior di Gent, Jonathan David datang ke klub Belgia itu, setelah bakatnya ditemukan di kompetisi usia muda Kanada.

Belakangan, pemain berusia 22 tahun ini mulai dilirik klub raksasa Eropa, seturut performa bagusnya bersama Lille OSC.

Penyerang gesit ini belakangan makin menarik perhatian, setelah torehan 13 golnya sukses membantu Les Douges juara Ligue 1 Prancis musim 2020-2021.

Berangkat dari dampak positif inilah, Liga Premier Kanada lalu dibentuk pada tahun 2017, dan mulai bergulir tahun 2019. Salah satu klub kontestan Liga Primer Kanada, yakni Atletico Ottawa, adalah klub yang didirikan Atletico Madrid sebagai "klub franchise" mereka di Kanada.

Dari sini, kita bisa melihat, seberapa bagus geliat sepak bola di negara tetangga Amerika Serikat ini. Gairah itu, ditambah munculnya pemain-pemain muda berkualitas, pada akhirnya berdampak positif buat tim juara Piala Emas Concacaf 2000.

Hasilnya, selain tampil perkasa dan sukses lolos ke Qatar, Si Merah juga sukses mencatat sejarah lain. Pada akhir tahun 2021, tim asuhan John Herdman ini mampu duduk di ranking 40 FIFA.

Hebatnya, selain mendapat capaian ranking FIFA tertinggi sepanjang sejarah, Alphonso Davies dkk juga diganjar penghargaan "Most Improve Side" tahun 2021 oleh FIFA.

Penghargaan ini didapat, karena pada awal tahun 2021, Timnas Kanada masih duduk di ranking 72 FIFA. Ranking mereka masih bisa meningkat lagi dalam waktu dekat, karena baru saja lolos ke Piala Dunia 2022.

Capaian cemerlang Timnas Kanada belakangan ini mungkin terlihat seperti sebuah paket rejeki nomplok. Karena, mereka mulai punya pemain berkualitas, berkat perkembangan kompetisi di negara tetangga, plus sepak bola domestik yang mulai bergulir sebagai kompetisi profesional.

Rejeki nomplok buat sepak bola Kanada juga masih akan berlanjut di Piala Dunia 2026. Di turnamen dengan format 48 negara peserta ini, mereka berpeluang lolos otomatis sebagai tuan rumah turnamen, bersama Amerika Serikat dan Meksiko.

Tapi, di luar kesan "ketiban rejeki nomplok" ini, keberadaan klub lokal di kompetisi berkualitas dan pembinaan pemain muda terbukti memainkan peran penting. Kedua aspek krusial ini mulai berkembang, sejak 15 tahun terakhir.

Keduanya sudah berjalan dan masih akan terus berkembang ke depannya, karena memang digarap serius. Jadi, kita bisa melihat, partisipasi Kanada sebagai tuan rumah bersama Piala Dunia 2026 memang bukan untuk main-main.

Meski tidak sepenuhnya berawal dari negeri sendiri, toh sudah mulai muncul pemain berkualitas. Inilah yang membuat sepak bola Kanada mulai berkembang.

Meski butuh waktu bertahun-tahun, kini hasilnya telah mulai bisa dilihat dunia, lengkap dengan momentum pendukung lain di masa depan. Jika momentum ini bisa dimanfaatkan, lolos ke Qatar baru awal dari sebuah era sukses.

Inilah sebuah contoh lain, yang seharusnya bisa ditiru sebuah negara kepulauan terbesar di dunia, dengan federasi sepak bola yang selalu mengagungkan potensi, tapi masih saja berpola pikir instan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun