Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Sedikit Saran Soal "Rekrutmen" Pemain Keturunan

6 Maret 2022   01:55 Diperbarui: 6 Maret 2022   13:03 499 7
Dalam beberapa pekan terakhir, nama-nama pemain keturunan Indonesia yang akan dan bersedia dinaturalisasi terus muncul di media.

Mereka adalah Jordi Amat (bek, Spanyol), Sandy Walsh (bek, Belgia), Shayne Pattynama (bek, Belanda) dan Jordy Wehrmann (gelandang, Belanda).

Dari segi kualitas, mereka disebut-sebut sesuai dengan kebutuhan tim dan kriteria pelatih Shin Tae-yong, antara lain bermain reguler di klub kontestan liga Eropa, dengan pemain klub kontestan kompetisi kasta tertinggi sebagai nilai plus.

Dari keempatnya, mereka memang sedang bermain di klub kontestan kompetisi kasta tertinggi, dan kebetulan berada pada usia ideal.

Jordi Amat bermain di KS Eupen, Sandy Walsh bermain di KV Mechelen, klub kasta tertinggi liga Belgia. Jordi Wehrmann bermain di FC Luzern, klub kasta tertinggi liga Swiss, dan Shayne Pattynama bermain di Viking FK, klub kasta tertinggi liga Norwegia.

Dari keempatnya, nama Jordi Amat punya profil paling mentereng, karena pernah menghadapi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo saat bermain di La Liga bersama Espanyol, dan mencicipi kerasnya kompetisi Liga Inggris.

Profil keempatnya, dan rekam jejak Jordi Amat, yang pernah bermain di liga "top 5" Eropa, telah membuat PSSI coba bergerak lebih jauh. Dengan harapan, ada pemain ada yang bersedia dinaturalisasi.

Sebagai informasi, liga "top 5" Eropa (berdasarkan koefisien peringkat UEFA) saat ini adalah Liga Inggris, La Liga Spanyol, Bundesliga Jerman, Ligue 1 Prancis, dan Liga Italia. Jadi, wajar jika penelusuran terkait pemain keturunan Indonesia mulai ikut diarahkan ke sana.

Untuk saat ini, PSSI memang sedang mendekati Emil Audero Mulyadi, kiper andalan Sampdoria keturunan Indonesia. Profilnya memang menarik, karena merupakan jebolan akademi Juventus dan Timnas Italia junior.

Ini memang bisa menjadi sebentuk optimisme, tapi ketatnya aturan kuota pemain asing non-Uni Eropa juga perlu diperhatikan, karena aturan tersebut diterapkan secara ketat di lima liga ini.

Dengan posisi Indonesia sebagai negara non-Uni Eropa, yang tidak mengenal dwikewarganegaraan, ini akan jadi satu alasan kuat buat kandidat pemain keturunan untuk menolak kesempatan bermain di Timnas Indonesia.

Berangkat dari masalah ini, seharusnya PSSI dan Shin Tae-yong perlu lebih adaptif dalam hal kriteria standar kualitas pemain keturunan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun