Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Untung Ada Diogo Jota

12 Februari 2022   00:30 Diperbarui: 12 Februari 2022   00:36 243 2
Judul di atas adalah pendapat saya, mengenai kemenangan 2-0 Liverpool atas Leicester City di Liga Inggris, Jumat (11/2, dinihari WIB). Dalam laga ini, Jota mencetak semua gol The Reds atas The Foxes, sekaligus menjaga tren positif.

Dalam pertandingan ini, tim asuhan Juergen Klopp sebenarnya bermain dominan. Peluang demi peluang pun hadir dalam jumlah cukup banyak.

Gocekan Luis Diaz dan kecepatan Mohamed Salah di kedua sisi sayap memang mampu mengiris pertahanan Si Rubah.

Di posisi "false nine", aksi cerdik khas Roberto Firmino juga mampu menggoyang pertahanan lawan selama satu jam, sebelum digantikan oleh Salah, yang baru saja kembali setelah mencapai final Piala Afrika bersama Timnas Mesir.

Begitu juga dengan kiriman umpan silang dari duet bek sayap Andy Robertson dan Trent Alexander-Arnold, yang mampu membuat tim asuhan Brendan Rodgers sibuk bertahan, seperti halnya percobaan-percobaan dari sektor tengah, yang kali ini menampilkan Thiago Alcantara sebagai playmaker.

Apes, penampilan ciamik Kasper Schmeichel di bawah mistar mampu meredam semuanya. Semua upaya dan dominasi The Kop di Anfield seperti membentur tembok besar, setiap kali berhadapan dengan kiper asal Denmark itu.

Bagaimana dengan Jota?

Tidak seperti Firmino, Salah dan Diaz yang banyak disorot karena aksi individu dan peluang-peluangnya, keberadaan pemain asal Portugal ini seperti terlupakan oleh lini belakang Leicester.

Tapi, justru disinilah keistimewaannya. Di saat pemain-pemain lain fokus disorot lawan, eks pemain Wolves ini justru mampu menjadi "titik buta", yang sukses merusak pertahanan solid Caglar Soyuncu dkk.

Hal ini terlihat, dari proses kedua gol yang dibuat Jota di menit akhir babak pertama dan kedua.

Pada babak pertama, Jota yang berdiri bebas luput dari perhatian pemain Leicester, dan mampu memanfaatkan bola muntah hasil sundulan Virgil Van Dijk, yang sukses ditepis Schmeichel. Tanpa kesulitan berarti, bola liar itu sukses diceploskannya ke gawang.

Liverpool pun unggul 1-0, dan berusaha menambah gol di babak kedua, tapi ketangguhan Schmeichel masih sulit ditembus. Di saat kebuntuan mulai membayang, Jota kembali mencetak gol di menit akhir babak kedua, setelah umpan terobosan Joel Matip sukses diselesaikannya menjadi gol.

Meski bukan dari bola muntah seperti di babak pertama, gol keduanya ini juga hadir berkat kejeliannya lolos dari penjagaan lawan dan strategi perangkap offside.

Dibanding personel lini depan Liverpool lainnya, Jota adalah tipe pemain yang agak unik. Ia cepat, tapi tak lihai menarik perhatian pemain belakang lawan seperti trio Firmino-Mane-Salah, atau Diaz . Posturnya pun tak terlalu tinggi.

Tapi, eks pemain FC Porto itu mampu memberikan warna lain di lini depan, berkat kecerdasan dalam menempatkan diri, pergerakan tanpa bola, dan mengakali jebakan offside.

Kemampuan ini tentu saja unik, karena mampu membuat lini depan Si Merah punya opsi lebih. Jadi, jika personel trio Firmino-Mane-Salah absen atau sedang melempem, ada Jota yang siap beraksi.

Di musim ini, Jota mendapat cukup banyak kesempatan bermain sebagai starter, termasuk di posisi "false nine", setelah Firmino beberapa kali absen karena cedera otot, ditambah absensi Mane dan Salah ke Piala Afrika.

Berbeda dengan sang Brasileiro yang cenderung mengambil posisi di belakang Mane dan Salah, pemain nomor punggung 20 ini biasa bermain sejajar atau berada di depan dua superstar Afrika itu.

Pola pergerakannya menjadi sulit diantisipasi, karena posisinya kadang maju-mundur, dan pergerakan tanpa bolanya terlihat kurang mencolok. Ini berbeda dengan Firmino, si stylish yang biasa memposisikan diri sebagai "pelayan" Mane dan Salah.

Sekilas, ini terlihat "mengacaukan" sistem gegenpressing ala Klopp, tapi "kekacauan" ini justru mampu menghadirkan rasa berbeda pada sistem gegenpressing yang sudah ada, dan membuat Jota bersinar.

Buktinya, pemain berusia 25 tahun ini sudah mencetak selusin gol di Liga Inggris. Jumlah ini hanya kalah dari Salah (16 gol) sang top skor sementara, dan mengungguli Mane (8 gol) yang baru saja meraih trofi Piala Afrika bersama Timnas Senegal.

Termasuk gol-golnya ke gawang Leicester, eks pemain Atletico Madrid ini sudah mencetak 5 gol dan 1 assist di 6 pertandingan terakhir lintas kompetisi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun